Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kapan Manusia Bisa Dikatakan Mendominasi Bumi?

Kompas.com - 30/10/2017, 20:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sering kita mendengar istilah tentang bumi yang sudah tua atau rusak.

Tapi tahukah Anda mengapa istilah ini terus berkembang?

Salah satu penyebabnya adalah perubahan bumi yang sedemikian banyaknya. Perubahan ini kebanyakan dilakukan oleh tangan-tangan manusia.

Karena perubahan bumi yang cukup drastis ini, beberapa ilmuwan berpendapat, zaman geologi kita saat ini memerlukan nama baru, yaitu Anthropocene.

Baca juga: Perubahan Iklim Bisa Menghilangkan Sepertiga Spesies Parasit di Dunia

Meski mudah menentukan nama, namun menentukan awal yang tepat dari suatu era itu sangat rumit.

Para peneliti menjelaskan penelitiannya ini dalam laporan yang ditulis dalam ACS 'Environmental Science & Technology.

Mereka juga menjelaskan sebuah metode yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat kontaminan buatan manusia dalam sedimen yang dapat membantu menentukan awal Anthropocene.

Dikutip dari Science Daily pada Rabu (25/10/2017), para peneliti berpendapat bahwa catatan geologi terkadang dapat memberikan bukti perubahan zaman yang jelas.

Misalnya, ketika sebuah meteorit bertabrakan dengan bumi 66 juta tahun silam. Saat itu, tingkat iridium logam dari batuan antariksa melonjak dalam sedimen di seluruh dunia.

Hal tersebut menandai berakhirnya zaman kapur.

Namun, untuk menentukan dimulainya Anthropocene bisa saja lebih rumit.

Baca juga: Gara-gara Perubahan Iklim, Beruang Pun Terpaksa Jadi Vegetarian

Pengaruh manusia terhadap iklim dan lingkungan dimulai saat revolusi industri pada tahun 1800-an. Bahkan, dipercepat secara dramatis pada pertengahan abad ke-20.

Banyak penanda dampak manusia terhadap bumi ini berasal dari aktivitas pertanian, pembuangan limbah, dan aktivitas lainnya yang telah disimpan dalam catatan sedimen planet ini.

Untuk mengeksplorasi catatan senyawa sintesis ini, para peneliti menggunakan teknik dengan analisis data yang canggih agar dapat mengkarakterisasi pola kontaminasi dari waktu ke waktu.

Para peneliti menggunakan spektrometer massa beresolusi tinggi untuk menyelidiki kontaminasi kimia sintetis di dua danau Eropa Tengah.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau