KOMPAS.com - Para ahli mengingatkan, hand sanitizer handmade tak efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus. Ada jumlah minimum alkohol yang diperlukan agar bisa efektif.
Kabar adanya dua orang di Indonesia yang positif terjangkit Covid-19 membuat sebagian masyarakat panik dan memborong berbagai barang di berbagai pusat perbelanjaan.
Salah satu barang yang paling banyak dicari adalah masker wajah dan hand sanitizer. Dua barang ini nyaris ludes di banyak kota, kalaupun ada harganya melambung.
Tak kehabisan akal, beberapa orang mungkin sudah membuat hand sanitizer sendiri dengan berbagai ramuan, termasuk yang paling sering minyak esensial, alkohol gosok, dan cairan lidah buaya untuk menenangkan kulit.
Beberapa orang beranggapan, selama mengandung alkohol pasti dapat membunuh kuman dan menghentikan penyebaran virus.
Baca juga: 11 Mitos tentang Virus Corona yang Tak Usah Dipercaya Lagi
Menurut dokter Edwin Chng, direktur medis Parkway Shenton, ada jumlah minimum alkohol yang diperlukan agar hand sanitizer efektif mencegah penyebaran virus. Dia pun mengatakan, bahan-bahan lain yang biasanya dicampur dalam pembuatan hand sanitizer rumahan sebenarnya tidak berkontribusi apapun.
"Hand sanitizer setidaknya perlu memiliki kandungan 60 persen alkohol agar efektif," ungkap Edwin Chng seperti dilansir Channel News Asie (6/3/2020).
Dokter Natasha Bagdasarian, seorang konsultan yang bekerja Divisi Penyakit Menular National University Hospital juga mengatakan bahwa minyak esensial tidak bisa memberi perlindungan yang andal terhadap virus.
Selain itu, alkohol dengan kadar 60 sampai 90 persen dapat merusak kulit manusia.
"Menggunakan alkohol yang kuat seperti itu (kadar 60 sampai 90 persen) bisa menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah," kata Bagadasarian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.