Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta Akibat Perubahan Iklim, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan

Kompas.com - 27/02/2020, 17:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Banjir di Jakarta yang kembali terjadi pada 24 Februari lalu kian menguatkan faktor perubahan iklim yang turut berkontribusi pada bencana ini.

Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Muhammad Fakhrudin mengatakan curah hujan yang tinggi yang terjadi beberapa waktu lalu juga turut dipengaruhi oleh perubahan iklim global.

"Hujan pada awal Januari lalu, curah hujan yang tertinggi. Dalam 100 tahunan, itu belum pernah terjadi di Jakarta," ungkap Fakhrudin kepada Kompas.com, Kamis (27/2/2020).

Bahkan, kata dia, curah hujan yang turun pada 24 Februari lalu juga tercatat cukup tinggi.

Baca juga: Banjir Jakarta, BMKG Sebut Curah Hujan 2020 Lebih Basah dari 2019

"Itu (curah hujan) adalah hujan-hujan yang termasuk besar, yang selama ini belum pernah terjadi," jelas Fakhrudin.

Banjir yang kembali terjadi ini, kata Fakhrudin, perlu segera diantisipasi agar tidak lagi terulang lagi.

"Kalau bicara banjir, kita bicara ekosistem sungai, itu kaitannya dengan daerah aliran sungai," ujar Fakhrudin.

Artinya, kata Fakhrudin, manajemen banjir juga erat kaitannya dengan manajemen daerah aliran sungai, yang termasuk juga di dalamnya terkait masalah dari hulu ke hilir.

Baca juga: Banjir Jakarta 2020, LIPI Sebut 3 Aspek Ini Perlu Diperbaiki

Solusi jangka pendek yang dapat dilakukan dan harus dihadapi adalah dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

1. Memastikan sistem drainase berjalan baik

Drainase air ke laut harus memiliki sistem yang komperhensif. Fakhrudin menjelaskan sistem drainase yang ada saat ini harus dipastikan berfungsi dan berjalan dengan baik.

Kapasitas saluran drainase juga harus dimaksimalkan. Drainase lokal, seperti di permukiman, harus terintegrasi dengan drainase yang ada di sungai-sungai besar yang menuju ke laut.

"Kalau mungkin ada pendangkalan, harus secepatnya dilakukan pengerukan," kata Fakhrudin.

2. Sistem pompanisasi berfungsi optimal

Sistem pompanisasi sangat penting dalam mengatasi limpahan air dari hulu. Untuk itu, sistem ini harus selalu dipastikan berfungsi dengan baik.

Baca juga: Ahli LIPI: Hadapi Banjir Jakarta dengan Adaptasi yang Transformatif

"Kalau melihat kondisi saat ini, sistem pompanisasi harus selalu dicek setiap hari. Jika ada yang belum berfungsi optimal, maka perlu segera diatasi," sambung Fakhrudin.

3. Optimalisasi peringatan dini kepada masyarakat

Untuk mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan, maka peringatan dini terhadap bencana banjir perlu dioptimalisasi.

Fakhrudin menegaskan peringatan dini ini sangat penting, sehingga masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan apabila curah hujan tinggi.

"Kalau sudah level siaga 1 atau 2, bisa cepat-cepat diinformasikan ke masyarakat. Saya kira, ini adalah solusi paling cepat untuk dilakukan secara kedaruratan (banjir)," jelas Fakhrudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau