Ia menularkan penyakit namun ia sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda mengidap tifus.
Ada bukti bahwa orang punya kemampuan yang berbeda dalam menyebarkan virus dan Mary Mallon masuk dalam kategori orang yang "efektif menularkan penyakit".
Hal tersebut membuat Mary mendapat predikat "super-spreader" atau "si penyebar super".
Ketika itu, demam tifus menimpa ribuan warga New York dengan tingkat kematian 10 persen.
Baca juga: WHO Peringatkan, Kesempatan untuk Mengontrol Virus Corona Makin Sempit
Banyak pakar kesehatan yang tidak setuju dengan identifikasi pasien pertama yang menularkan penyakit, khawatir orang tersebut akan mengalami akan dianggap sebagai "biang masalah".
Selain itu, identifikasi seseorang mungkin juga tidak sepenuhnya akurat.
Misalnya dalam kasus wabah AIDS.
Gaetan Dugas, seorang pramugara berkewarganegaraan Kanada, menjadi sasaran kemarahan setelah dinyatakan sebagai sumber penyebaran AIDS di Amerika pada 1980-an.
Namun tiga dekade kemudian, para saintis menyimpulkan Dugas tak mungkin sebagai pasien pertama AIDS.
Kajian pada 2016 menunjukkan bahwa virus penyebab AIDS bergerak dari Karibia ke Amerika pada awal dekade 1970-an.
Istilah pasien nol pertama kali dikenal saat terjadi wabah HIV.
Awalnya, para peneliti memakai istilah pasien o (huruf o), untuk mengacu ke pasien HIV yang berada di luar (bahasa Inggris: outside) negara bagian California.
Peneliti-peneliti lain "salah paham", menyebutnya sebagai pasien nol dan istilah itu bertahan hingga sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.