Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2020, 11:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Mulai hari Minggu (23/2/2020) sampai April nanti, Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.

Fenomena ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Lalu seperti apa fenomena alam ini akan terjadi.

Apa itu hari tanpa bayangan?

Deputi Bidang Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhammad Sadly mengatakan hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit atau istiwa' merupakan fenomena alam ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut Kulminasi Utara.

Baca juga: Siang Ini, Yogyakarta Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan

Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zeni.

Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" atau "tanpa bayangan", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

Penyebab hari tanpa bayangan

Dari keterangan resmi BMKG, hari tanpa bayangan ini terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi yang tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.

Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU - 23,5 LS.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan dan Ekuinoks, Sama atau Beda? Ini Penjelasannya

"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," kata dia.

Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB.

Adapun pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.

Kapan hari tanpa bayangan terjadi?

Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut," ujar dia.

Berikut daftar 34 ibukota provinsi beserta tanggal hari tanpa bayangan (kulminasi utama) terjadi.

  1. Banda Aceh, 3 April 2020, pukul 12.41 WIB
  2. Medan, 29 Maret 2020, pukul 12.29 WIB
  3. Padang, 18 Maret 2020, pukul 12.26 WIB
  4. Pekan Baru, 21 Maret 2020, pukul 12.21 WIB
  5. Tanjung Pinang, 22 Maret 2020, pukul 12.09 WIB
  6. Bengkulu, 10 Maret 2020, pukul 12.21 WIB
  7. Jambi, 16 Maret 2020, pukul 12.14 WIB
  8. Palembang, 12 Maret 2020, pukul 12.10 WIB
  9. Bandar Lampung, 6 Maret 2020, pukul 12.10 WIB
  10. Serang, 4 Maret 2020, pukul 12.07 WIB
  11. Pangkal Pinang, 15 Maret 2020, pukul 12.04 WIB
  12. Jakarta Pusat, 4 Maret 2020, pukul 12.04 WIB
  13. Bandung, 2 Maret 2020, pukul 12.01 WIB
  14. Semarang, 2 Maret 2020, pukul 11.50 WIB
  15. Yogyakarta, 29 Februari 2020, pukul 11.51 WIB
  16. Surabaya, 1 Marte 2020, pukul 11.41 WIB
  17. Pontianak, 20 Maret 2020, pukul 11.50 WIB
  18. Banjarmasin, 12 Maret 2020, pukul 12.31 WITA
  19. Palangkaraya, 14 Maret 2020, pukul 11.33 WITA
  20. Samarinda, 19 Maret 2020, pukul 12.19 WITA
  21. Tanjung Selor, 27 Maret 2020, pukul 12.15 WITA
  22. Denpasar, 27 Februari 2020, pukul 12.32 WITA
  23. Mataram, 27 Februari 2020, pukul 12.28 WITA
  24. Kupang, 23 Februari 2020, pukul 11.59 WITA
  25. Mamuju, 13 Maret 2020, pukul 12.13 WITA
  26. Makassar, 7 Maret 2020, pukul 12.13 WITA
  27. Palu, 18 Maret 2020, pukul 12.08 WITA
  28. Kendari, 10 Maret 2020, pukul 12.00 WITA
  29. Manado, 24 Maret 2020, pukul 11.46 WITA
  30. Gorontalo, 21 Maret 2020, pukul 11.54 WITA
  31. Sofifi, 22 Maret 2020, pukul 12.36 WIT
  32. Ambon, 11 Maret 2020, pukul 12.37 WIT
  33. Manokwaro, 18 Maret 2020, pukul 12.11 WIT
  34. Jayapura, 14 Maret 2020, pukul 11.46 WIT

 Baca juga: Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Bagaimana Bisa Terjadi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Fenomena
Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com