Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/02/2020, 13:06 WIB

"Dengan kata lain, penularannya tidak lagi melalui sapi," ujar dia.

Virus corona pada babi

"Coronavirus juga dapat menyebabkan infeksi pada babi dengan tingkat kematian yang tinggi," kata Sugiyono.

Salah satu jenis virus corona penyebab infeksi pada babi adalah Porcine deltacoronavirus (PDCoV).

Pertama kali kasus virus jenis ini dilaporkan pada akhir tahun 2000 di Hong Kong sebagai penyebab diare akut. Kemudian banyak ditemukan kasus lainnya di negara lain.


Sugiyono berkata, virus ini diduga kuat berasal dari burung gereja (sparrow), yang merupakan inang alaminya.

Pada tahun 2017, wabah virus corona juga menyerang peternakan babi di China, yang disebabkan oleh jenis virus baru yaitu Swine Acute Diarrhoea Syndrome Coronavirus (SADS-CoV) yang menyebabkan kematian ribuan anak babi dengan menyerang saluran pencernaannya.

Wabah coronavirus pada babi ini memiliki kesamaan dengan wabah SARS, terutama secara geografis, waktu, ekologis dan penyebabnya.

"Virus baru ini ditularkan secara langsung ke babi dari inang alaminya yaitu kelelawar dari genus Rhinolophus," tutur dia.

Baca juga: Update Virus Corona 19 Februari: 2.009 Meninggal, 75.213 Terinfeksi

Mengenai studi tentang virus corona pada anjing serta kucing dan babi di Indonesia, kata Sugiyono, sudah dilakukan lebih dari 20 tahun yang lalu. Namun masih menggunakan metode konvensional dan susah dibandingkan.

Terdapat 2 dari 11 provinsi yang disurvei oleh peneliti, yang hasilnya menunjukkan positif babi tersebut memiliki virus corona. Kedua provinsi tersebut adalah Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.

"Yang jelas studi virus corona pada hewan peliharaan dan hewan ternak sudah ada di Indonesia, tapi potensi penularannya ke manusia belum diketahui. Potensi risiko penularan ke manusia memang tetap lebih besar pada satwa liar," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+