"Klitoris manusia memiliki struktur yang berkembang dengan sangat baik," ujar Brennan.
Ada beberapa teori tentang bagaimana orgasme wanita membantu leluhur kita mewariskan gen mereka.
Meskipun wanita tidak perlu mengalami orgasme untuk hamil, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak selalu demikian.
Banyak mamalia betina, termasuk kelinci dan kucing, berovulasi hanya ketika mereka kawin.
Berdasarkan analisis tentang bagaimana sifat-sifat telah diturunkan melalui pohon kehidupan, satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Zoology menemukan bahwa nenek moyang perempuan kita mungkin membutuhkan orgasme untuk dapat bereproduksi.
"Tetapi sekali lagi, teori ini tidak menjelaskan mengapa orgasme bertahan pada wanita," kata Brennan.
"Jika orgasme berkembang untuk beberapa alasan adaptif, tetapi mereka tidak lagi adaptif, mereka seharusnya menghilang. Dan jelas, orgasme perempuan nyata".
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orgasme mampu menciptakan kondisi yang sempurna untuk pembuahan.
Satu studi menemukan bahwa wanita yang mengalami orgasme berdekatan dengan saat suami akan mengeluarkan sperma, jumlah sperma yang dikeluarkan akan lebih banyak.
Ini berbeda dengan wanita yang mengalami orgasme jauh lebih awal atau lebih lambat daripada pasangan mereka.
Baca juga: Lingga-Yoni: Kenapa Orang Memejamkan Mata saat Bercinta dan Ciuman?
Para ilmuwan bahkan telah mencoba menggambar korelasi antara jumlah orgasme yang dimiliki wanita dan jumlah anak yang dimiliki.
"Namun, bukti untuk hipotesis ini goyah dan tidak menarik hubungan sebab akibat langsung antara orgasme dan konsepsi," kata seorang antropolog biologi dari Penn State University, David Puts yang juga mempelajari masalah ini.
Russell menambahkan, teori yang ada tentang orgasme wanita menambah lebih banyak pertanyaan lagi.
Bagaimana jika orgasme tidak ada hubungannya dengan reproduksi? Bagaimana jika, sebaliknya, itu berevolusi hanya untuk kesenangan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.