Pengambilan sampel tersebut juga termasuk hewan yang dijual di pasar besar daerah setempat, dengan lebih dari 20 pedagang.
Sampel hewan kelelawar yang diambil adalah hewan di dalam atau di dekat tempat tinggal manusia, di tempat penampungan sementara, hewan yang di jual di pasar besar daerah setempat dengan lebih dari 20 pedagang, serta hewan di beberapa lokasi di dekat habitat alami.
Spesimen yang dikumpulkan oleh para peneliti berupa darah, feses atau usap dubur, urine atau usap geno-genital, dan usap tenggorokan.
Protokol laboratorium Predict diterapkan untuk mendeteksi keluarga atau genus virus dengan consensus PCR terhadap spesimen yang ada tersebut.
Baca juga: Tahun Lalu, Ahli China Peringatkan Potensi Virus Corona Baru dari Kelelawar
Sampel diuji terhadap empat keluarga virus dan satu genus, yaitu Paramyxoviridae, Coronaviridae, Filoviridae, Flaviviridae, dan virus Influenza A.
Hasil pemeriksaan masih dalam proses memperoleh persetujuan dari otoritas kesehatan hewan untuk bisa dipublikasikan dalam berbagai bentuk.
Setelah memperoleh persetujuan tersebut, temuan akan didistribusikan kepada pemerintah di seluruh sektor yang meliputi satwa liar, pertanian, dan sektor kesehatan menggunakan pendekatan One Health sebagai pemetaan keberadaan virus di satwa liar.
"Jadi (penelitian surveilans) ini bentuk upaya pencegahan yang bisa kita lakukan agar wabah virus baru dari hewan liar tidak menginfeksi manusia," tuturnya.
Kendati demikian, Joko juga menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut dan lebih merata di daerah lainnya juga harus dilakukan untuk melihat indikasi dan kemungkinan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.