Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Covid-19 Tak Teridentifikasi di Indonesia, Ini Kata Ahli Kita

Kompas.com - 14/02/2020, 08:12 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dan ahli medis angkat bicara terkait dugaan adanya potensi epidemi yang lebih besar dengan tidak terdeteksinya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.

"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, penulis pendamping dari studi terbaru yang di-posting di medRxiv seperti dilansir VOA News.

Perkiraan Marc Lipsitch ini berdasarkan dua faktor. Pertama, dia melihat jarak Indonesia, Thailand, dan Kamboja cukup dekat dengan China.

Kedua, banyak penumpang yang melakukan perjalanan dari atau ke Wuhan dari negara lain di seluruh dunia.

Dia mengatakan, lebih banyak penumpang dari dan ke Wuhan kemungkinan berarti ada lebih banyak kasus.

Jika prediksi ini benar, dikhawatirkan virus corona Wuhan yang tidak terdeteksi dapat memicu potensi epidemi yang lebih besar dari saat ini.

Riset yang dilakukan Lipsitch adalah satu dari tiga studi teranyar yang memprediksi kemungkinan virus corona Wuhan sudah menyebar di Indonesia.

Namun, tak satu pun dari penelitian tersebut melalui proses ilmiah normal, yakni ditinjau oleh ahli lain di luar tim.

Baca juga: Ahli Harvard Peringatkan, Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi

Tanggapan ahli Indonesia

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr Agus Susanto angkat bicara terkait dugaan yang disampaikan ahli Harvard tersebut.

"Begini, kembali lagi kita percaya atau tidak pada pemerintah, apalagi penelitian dan pengembangan kesehatan (Litbangkes RI). Sampai saat ini tidak ditemukan kasus tersebut, berarti memang tidak ada kasus, apalagi pandemi tidak terdeteksi," kata Dr dr Agus Susanto SpP(K), Ketua PDPI di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Menurut dia, secara logika dicontohkan jika ada setidaknya 62 kasus kejadian orang terduga terinfeksi dan 59 orang telah dinyatakan negatif, dan dalam masa inkubasi virus tersebut tidak ada gejala berat, maka itu artinya pasien terduga dinyatakan baik-baik saja.

"Toh sampai sekarang pasien yang dinyatakan negatif itu enggak ada yang meninggal dan sakit berat kan? Artinya hasil ujinya itu terbukti," kata dia.

Ditegaskan dia, kita harus mempercayai bahwa hasil deteksi tersebut memang benar negatif.

Khawatir itu diperbolehkan, tetapi jangan khawatir sampai serius menanggapi isu tidak berdasar ini.

Ahli medis atau petugas laboratorium yang menangani deteksi Covid-19 di Indonesia merupakan dokter-dokter ahli.

Jika hasil laboratorium adalah disebabkan bakteri, maka itu akan berbeda dengan penyebabnya virus. Serta, prosedur dan alat deteksi yang dilakukan tim ahli di Indonesia sudah sesuai dengan aturan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jadi, tidak akan sembarangan hasil deteksi yang dikeluarkan oleh tim ahli medis di Indonesia.

"Risiko masuknya Corona (Covid-19) itu bisa terjadi. Bukan berarti tidak terjadi. Kondisi tersebut saat ini bisa ada. Tapi, kalau sudah hasilnya negatif, ya berarti negatif," ujarnya.

Sementara itu, peneliti senior LBM Eijkman, Prof David Muljono mengatakan, virus corona Wuhan atau Covid-19 masih terus dan hangat diberitakan. Dia percaya, masyarakat pun membaca berita tersebut.

Jika ada banyak temuan kasus dengan gejala seperti demam tinggi, flu, dan batuk saat ini, mungkin banyak masyarakat yang sudah pergi ke dokter untuk memeriksakan diri karena isu virus Corona Wuhan (Covid-19).

Jadi kalau mereka menemukan sesuatu yang cocok dengan klasifikasi dan kategori pertanda penyakit akibat Covid-19, meskipun belum tentu positif, semua dokter entah di kalangan puskesmas dan klinik kecil sekalipun sudah tahu bagiamana harus bertindak.

"Saya kira ini, pasti mereka (dokter) memberikan nasihat dan lain-lainnya, jadi kalau dibilang ini pandemi tersembunyi itu agak sulit ya, karena ini tidak akan pandensius gitu loh," kata David dalam acara bertajuk Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV: Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia, di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Cuaca dan Matahari Bikin Indonesia Negatif Covid-19? Ini Kata Ahli

Terkait dugaan Covid-19 di Indonesia tidak teridentifikasi, David menyanggahnya.

"Kalau tenang-tenang, tidak bergejala, tahu-tahu banyak yang kena (Covid-19) itu, saya rasa ndak (tidak) ya," ujarnya.

Gejala itu pasti ada, memang mungkin munculnya bisa belakangan.

Dugaan akan adanya epidemi besar dan pandemi tersembunyi sedang terjadi di Indonesia karena nol kasus Covid-19 di Indonesia, David menyatakan itu tidak terjadi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau