"Orang dewasa juga lebih rentan terhadap respons kekebalan yang merusak yang menyebabkan kondisi yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)," kata Dr. James Cherry, profesor pediatri dan penyakit menular di Geffen School of Medicine UCLA.
Baca juga: Ahli Harvard Peringatkan, Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi
Ketidakseimbangan rumit dari aktivitas sel kekebalan mengirimkan peradangan di paru-paru menjadi overdrive, pada akhirnya menyebabkan cairan untuk mengisi alveoli, atau kantung udara, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Translational Medicine.
Sel darah merah mengalir ke alveoli ini untuk mengambil oksigen baru.
Ketika mereka kantung banjir, mereka berhenti bekerja. Orang itu tidak bisa lagi bernapas. Studi menunjukkan bahwa sekitar 40 persen orang dengan ARDS meninggal.
"ARDS sering fatal pada orang dewasa dengan coronavirus SARS," kata Cherry kepada Live Science.
"Padahal meskipun anak-anak (dengan SARS) menderita pneumonia, mereka tidak mengalami komplikasi imunologis yang dimiliki orang dewasa,""imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.