Menurut Amin, faktor pemicu virus corona Wuhan yang dipakai ahli berbeda dengan sekarang.
Di mana dijelaskan, faktor yang dipakai adalah jarak Indonesia dengan China yang disebut cukup dekat dan banyaknya orang yang melakukan perjalanan dari atau ke Wuhan.
"Jadi kalau dia (ahli) mempertimbangkan dengan faktor lain yang ada saat ini, perhitungan itu bisa berubah. Mungkin belum semua faktor dimasukkan ketika dia membuat perhitungan prediksi itu," ungkapnya.
Sebagai contoh, dalam sebuah penerbangan belum tentu semua penumpang dari Wuhan, bisa saja memang ada yang transit dan lain sebagainya.
Menurut Amin, minimnya faktor pemicu penyebaran vrius corona Wuhan yang dimasukkan dalam penelitian masih sangat kurang.
Selain itu, saat ini apapun penelitian terkait virus corona Wuhan diterima untuk dipublikasikan. Hal inilah yang membuat riset tidak melalui proses ilmiah pada umumnya.
Amin mengingatkan masyarakat untuk tidak terpengaruh, apalagi jika penelitian masih berupa prediksi.
"Karena masih prediksi tidak selalu benar. Kalau ingat, beberapa waktu lalu juga ada yang memprediksi bahwa dengan melihat kecepatan penyebaran (virus corona Wuhan) saat ini, dalam beberapa hari atau minggu jumlah yang confirm akan naik jauh sekali dari sekarang yang dilaporkan. Tapi kan itu juga tidak terjadi," kata Amin.
Baca juga: Update Virus Corona 10 Februari: 910 Tewas, 40.553 Positif Terinfeksi
Sebaliknya, Amin menghargai prediksi yang dibuat oleh orang-orang yang ahli dalam epidemiologi, statistik, dan sebagainya.
"Analisisnya bagus, artinya bisa kita manfaatkan. Dengan adanya prediksi itu, kita harus lebih waspada. Tapi jangan dianggap, ini adalah kebenaran yang memang sudah terjadi," imbuh Amin.
Benarkah Indonesia kurang mampu mendeteksi virus corona Wuhan?
Menanggapi hal ini, Amin menegaskan bahwa kita sudah memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona.
"Jadi tidak ada keraguan sebenarnya. Tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.