KOMPAS.com - Istri penyanyi Chrisye, Yanti Noor meninggal dunia pada Sabtu (8/2/2020) sekitar pukul 12:15 WIB di kawasan Cimacan, Jawa Barat.
Dari penuturan Stanley Tulung, selaku kerabat keluarga Chrisye, Yanti Noor menghembuskan napas terakhir saat berkumpul bersama teman-temannya.
“Iya (meninggalnya) sedang berkumpul sama teman-temannya,” ujar Stanley saat dihubungi wartawan, Sabtu (8/2/2020).
Kemudian, dikatakan Stanley bahwa Yanti Noor meninggal lantaran penyakit stroke.
Baca juga: 3 Hal untuk Cegah Stroke Akibat Kelainan Irama Jantung Aritmia
Apa itu stroke?
Dilansir SehatQ, stroke merupakan keadaan serius di mana suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan mati.
Ketika sel-sel dalam otak mati, kemampuan tubuh yang dikendalikan oleh area otak seperti memori dan kontrol otot akan hilang.
Besaran efek yang akan ditimbulkan oleh stroke bergantung pada letak stroke yang terjadi di bagian otak dan seberapa besar kerusakan yang terjadi pada otak.
Sebagai contoh, ketika seseorang hanya mengalami stroke ringan, ia mungkin hanya akan mengalami masalah kecil, seperti kelemahan kaki atau lengan sementara.
Namun ketika stroke berat terjadi, maka seseorang akan mengalami kelumpuhan permanen di satu sisi tubuh atau kehilangan kemampuan mereka untuk berbicara.
Stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Sekitar 15,4 persen dan mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan telah terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil (tahun 2007) menjadi 12,1 per mil (tahun 2013).
Gejala utama stroke dapat diingat dengan kata F.A.S.T.:
Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik/ penyumbatan) atau pecahnya atau kebocoran pembuluh darah (stroke perdarahan).
Adapun penyebab lainnya adalah gangguan sementara aliran darah ke otak (transient ischemic attack, atau TIA) yang tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Stroke Iskemik
Stroke Iskemik, sekitar 80 persen stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik.
Kondisi ini terjadi ketika arteri ke otak menyempit atau terhambat dan menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang (iskemik).
Stroke Iskemik yang paling umum, di antaranya:
Stroke perdarahan
Stroke perdarahan/ hemoragik, terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah dan menimbulkan perdarahan. Pendarahan otak dapat disebabkan oleh banyak kondisi, di antaranya adalah:
Jenis stroke perdarahan meliputi:
Baca juga: Khawatir Risiko Stroke karena Terapi Stem Cell? Pakar Kenalkan SVF
Transient Ischemic Attack (TIA)
Transient Ischemic Attack (TIA), dikenal sebagai ministroke. Kondisi ini merupakan kondisi sementara yang ditandai dengan gejala yang mirip dengan gejala stroke.
Contohnya adalah penurunan sementara pasokan darah ke bagian otak yang bisa berlangsung hanya beberapa menit.
Jika seseorang pernah mengalami TIA, itu berarti kemungkinan ada arteri yang mengarah ke otak yang tersumbat atau menyempit atau gumpalan di jantung.
Ketika seseorang menunjukkan gejala stroke atau TIA. Dokter akan segera mengumpulkan informasi dan membuat diagnosis melalui riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik dan neurologis, tes laboratorium (darah) tertentu, hasil CT scan atau MRI pasien, atau tes diagnostik lain yang mungkin diperlukan.
Tes diagnostik dilakukan untuk melihat bagaimana otak bekerja dan mendapatkan suplai darah dan menguraikan area otak yang cedera.
Pengobatan untuk stroke tergantung pada jenis stroke dan di bagian otak mana stroke tersebut terjadi.
Stroke biasanya diobati dengan obat-obatan. Seperti obat-obatan untuk mencegah dan melarutkan gumpalan darah, mengurangi tekanan darah dan mengurangi kadar kolesterol.
Dalam beberapa kasus stroke mungkin diperlukan prosedur untuk menghilangkan pembekuan darah.
Pembedahan juga mungkin diperlukan untuk mengobati pembengkakan otak dan mengurangi risiko pendarahan lebih lanjut dalam kasus stroke perdarahan.
Stroke yang tidak diberikan pengobatan secara cepat akan mengakibatkan kerusakan lebih luas di bagian otak.
Hal ini tentu akan berpengaruh buruk terhadap kondisi pasien. Di antaranya menyebabkan kelumpuhan atau fungsi otot tubuh, hingga kematian.
Untuk mengurangi risiko terkena stroke, dokter akan menyarankan agar Anda menerapkan gaya hidup sehat. Di antaranya dengan:
Baca juga: Tahukah Anda, Denyut Jantung Cepat Berisiko Tinggi Picu Stroke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.