Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda, Denyut Jantung Cepat Berisiko Tinggi Picu Stroke

Kompas.com - 24/01/2020, 20:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stroke menjadi penyakit yang paling dikhawatirkan banyak orang, tapi tak banyak yang tahu fibrilasi atrium (FA) dapat menyebabkan stroke.

Fibrilasi atrium (FA) adalah suatu kondisi dimana denyut jantung tidak biasa dan sering kali cepat. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke, gagal jantung, dan komplikasi lainnya terkait dengan organ jantung.

Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Kardiovaskular dari RS Metropolitan Medical Centre (MMC), Prof dr dr Yoga Yuniadi SpJP(K), pada acara bertajuk MMC Hospital Introducing: Integrated Cardiovaskular Centre, di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Angka kejadian stroke pada orang dengan gangguan FA dapat berkisar 5 sampai 17 kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang tanpa fibrilasi atrium.

"Hampir 80 persen penderita fibrilasi atrium pada Aritmia jantung mengeluhkan gejala stroke," kata dia.

Baca juga: Khawatir Risiko Stroke karena Terapi Stem Cell? Pakar Kenalkan SVF

Bagaimana FA menyebabkan stroke?

Dijelaskan Yoga, bahwa FA merupakan penggumpalan darah yang terjadi di ruangan buntu yang ada di serambi kiri jantung, dan disebut kuping jantung.

Saat penggumpalan terjadi di kuping jantung yang merupakan ruangan buntu, pompa jantung akan membuat denyut jantung melemah atau terlalu cepat.

Pada umumnya, fibrilasi atrium dapat menyebabkan stroke kardioembolik, yang disebabkan oleh penyumbatan gumpalan darah yang terlepas dari jantung lalu menghambat pembulu darah di otak.

"Ketika pasien mengalami FA, darah yang terus menerus mengalir, ketika di dalam kuping jantung akan membeku, menggumpal dan buruknya jantung berhenti bergerak," ujarnya.

Selain itu, kata Yoga, kondisi lainnya ketika darah yang mengalir dan berputar pada gumpalan, selanjutnya dipompa terus oleh jantung, maka gumpalan bekuan darah akan lari ke otak, yang menyebabkan berbagai penyakit di otak.

Gumpalan darah yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama karena aliran darah yang statis atau akibat kacaunya aliran darah, keduanya dapat terjadi akibat detak jantung yang tidak menentu dan fibrilasi atrium tak teratur.

"Kalau gumpalan darah yang ada di kuping jantung itu lari ke otak, lama-kelamaan akan menyumbat pembuluh darah lebih besar di otak, dan itu mempengaruhi banyak saraf dan aliran darah di fungsi otak," tuturnya.

Menurut Yoga, dampak buruknya dari stroke yang disebabkan oleh fibrilasi atrium ini akan lebih parah daripada faktor risiko lainnya.

Selain itu, disabilitas (kecacatan) pasien lebih besar, prevalensi terjadinya pengulangan stroke tinggi, serta tingkat kematian juga lebih tinggi.

"Inilah yang patut dijadikan perhatian bersama, karena 90 persen penggumpalan darah terjadi di kuping jantung," kata dia.

Baca juga: Viral Video Istri Pukul Suami Penderita Stroke, Kenapa Warganet Emosi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau