Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 08:52 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyumbatan yang terjadi dari gumpalan darah di kuping jantung dapat menyebabkan kelainan irama jantung, aritmia.

Jenis aritmia yang paling sering ditemukan tanpa disadari oleh penderita adalah firbilasi atrium (FA).

Gejala yang terjadi yaitu, denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat, dan tidak beraturan.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan orang mudah lemah, sesak napas dan pada kondisi terburuknya pasien akan mengalami stroke.

Aritmia memang berbahaya. Namun menurut dokter spesialis kardiovaskular dari RS Metropolitan Medical Centre (MMC), Prof Dr dr Yoga Yuniadi SpJP(K), aritmia dapat dicegah dengan berbagai tindakan.

Baca juga: Jantung Sering Berdebar? Bisa Jadi Itu Penyakit Aritmia

Pencegahan aritmia

1. Pengencer darah

Permasalahan yang timbul saat terjadi FA, disebabkan karena adanya darah yang menggumpal dan menyumbat laju aliran darah di pembuluh darah.

Oleh sebab itu, kata Yoga, supaya darah tidak menggumpal haruslah diencerkan. Salah satu caranya yaitu pemberian obat pengencer darah.

Salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengencerkan darah yaitu antikougulan, dengan antagonis vitamin K dan non antagonis vitamin K.

Untuk diketahui vitamin K berperan penting dalam pembekuan darah.

"Tapi pemberian keduanya (antagonis viitamin K dan non-vitamin K) harus diberikan secara tepat betul," kata Yoga dalam acara bertajuk "MMC Hospital Introducing: Integrated Cardiovaskular Centre" di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Hal itu dikarenakan, terkhusus antagonis vitamin K, takaran konsumsinya jika tidak tepat justru justru membuat darah di dalam tubuh terlalu encer.

Di mana kondisi ini dapat menyebabkan tubuh memar, mimisan, pendarahan pada gusi, rektum, dan saat buang air kecil dan besar, pendarahan menstruasi berat, hingga pendarahan yang tak kunjung berhenti meskipun sudah lama.

Sementara itu, jika mengonsumsi non-antagonis vitamin K, Anda tidak perlu teralalu diukur konsumsinya, karena pengenceran darahnya di dalam tubuh akan tepat sendiri.

Risiko pendarahan saat mengonsumsi non-antagonis vitamin K ini lebih baik dari pendarahannya, tetapi memang lebih mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com