Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru tentang Genom, Pecahkan Misteri Terbentuknya Kanker

Kompas.com - 07/02/2020, 19:03 WIB
Amalia Zhahrina,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sebagian besar upaya pengurutan genom kanker telah difokuskan pada sekitar dua persen yang dikenal sebagai gen penyandi protein.

Tetapi, proyek Pan-Cancer mengurutkan seluruh genom dan mengungkapkan driver mutations penyebab kanker baru di 98 persen lainnya, ini dikenal sebagai gen non-coding.

Para peneliti menemukan variasi yang sangat besar dalam jumlah mutasi pada kanker tertentu, dari sangat sedikit pada beberapa kanker yang terlihat pada anak-anak, hingga 100.000 dalam sampel kanker paru-paru.

Baca juga: MSG hingga Kimchi, Aneka Mitos Makanan Penyebab serta Penyembuh Kanker

Dan di sekitar lima persen kasus, tidak ada mutasi pendorong yang ditemukan sama sekali, hal ini menyiratkan ada mutasi yang belum diidentifikasi.

Urutan genom membantu memetakan banyak jenis mutasi, mulai dari perubahan huruf DNA tunggal hingga penyisipan atau penghapusan kode genetik yang jauh lebih besar dan dapat menyebabkan kanker.

Selain itu, urutan tersebut juga mengungkapkan kanker di berbagai bagian tubuh kadang-kadang jauh lebih mirip daripada yang diperkirakan.

"Kami mungkin memiliki jenis kanker payudara dan kanker prostat di mana mutasi pemicunya mirip," kata Joachim Weischenfeldt, rekan penulis dan profesor di University of Copenhagen.

Menurutnya, hal ini berarti pasien dengan kanker prostat dapat mengambil manfaat dari perawatan yang sama seperti yang diberikan kepada pasien kanker payudara.

Secara praktis, temuan ini akan membantu mengidentifikasi kanker yang sulit didiagnosis dan memungkinkan pengobatan yang lebih bertarget berdasarkan mutasi pendorong yang spesifik di balik kanker tertentu.

Selain itu, penemuan urutan genom kanker juga berpotensi memungkinkan diagnosis lebih dini dari tumor yang berkembang.

Campbell menambahkan temuan tentang genom kanker ini, menyatakan kanker merupakan ujung dari spektrum perubahan besar.

Apabila seiring bertambahnya usia, seseorang dapat memahami kekuatan dan peran organ normalnya, maka diagnosa atau deteksi dini bisa memberi pencegahan atau memperlambat munculnya kanker.

Baca juga: Fasilitas untuk Pengobatan Kanker di Indonesia Masih Minim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau