KOMPAS.com - Virus corona dari China telah menyebar ke sejumlah negara dan mengakibatkan lebih dari 490 orang meninggal. Palang Merah Indonesia (PMI) menyiapkan langkah untuk menghadapi wabah ini.
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla (JK) mengatakan saat ini para peneliti di dunia berlomba mencari obat dan virus untuk mengatasi virus corona.
"Seluruh laboratorium di universitas yang hebat-hebat, termasuk Universitas Airlangga. Berlomba dengan waktu (mencari vaksi virus corona)," kata JK dalam silahturahmi bersama dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di kediamannya, Rabu (5/2/2020).
Baca juga: Virus Corona, Bebas Visa ke Jeju Ditangguhkan Termasuk untuk Wisatawan Indonesia
Terkait upaya pencegahan terhadap merebaknya virus corona di Indonesia, PMI telah menyiapkan sejumlah langkah, di antaranya:
1. Pendampingan PMI di Natuna kepada WNI dari Wuhan
Pemerintah telah mengevakuasi lebih dari 200 WNI dari kota Wuhan, China.
Namun, sebelum kembali ke keluarganya, para WNI ditampung di Natuna untuk dipastikan tidak tertular virus corona.
Menyikapi hal itu, PMI pusat melakukan pendampingan terhadap PMI Provinsi Kepri dan kabupaten Natuna dalam berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia.
Baca juga: Takut Virus Corona, 15 WN China Minta Perpanjang Izin Tinggal di Manado
2. PMI mengimbau kesiapsiagaan di daerah
Seluruh PMI di daerah diimbau untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan pengendalian virus 2019-nCov.
Di antaranya dengan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat, edukasi terhadap personil maupun kepada masyarakat, perlindungan staf, serta prokol kesiapsiagaan 2019-nCov.
3. PMI mengembangkan materi KIE pencegahan virus corona
Terkait edukasi, baik kepada seluruh personil PMI di daerah, maupun masyarakat, PMI pusat telah mengembangkan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Materi ini terkait dengan pencegahan penyakit Novel Coronavirus nCoV dan membagikannya secara luas melalui media sosial dan alat komunikasi elektronik.
Semua pesan utama dalam materi KIE merujuk pada sumber-sumber dari Kemenkes, WHO dan IFRC.