Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TBC Penyakit Menular Berbahaya, Kenali Gejala hingga Pencegahannya

Kompas.com - 04/02/2020, 07:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tuberkulosis (TB/TBC) di Indonesia menjadi penyakit tertinggi ke tiga di dunia setelah India dan China.

Pada tahun 2018, diperkirakan ada sekitar 845.000 penduduk Indonesia jatuh sakit karena TBC.

TBC juga termasuk salah satu dari lima besar penyebab kematian prematur dan kematian penduduk di Indonesia sepanjang tahun 2007-2017. TBC menjadi penyakit yang saat ini sedang gencar ditangani masyarakat dunia.

Kendati, tidak sedikit ahli medis yang mengakui masyarakat masih banyak mengabaikan penyakit menular berbahaya ini.

Baca juga: TBC Bisa Diobati dan Gratis, Ahli Tegaskan Pasien Jangan Mangkir Berobat

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBV yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyerang tubuh manusia, terutama pada paru-paru.

Menurut Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, drg Maya Marinda Montain, MKes, penyakit TBC bukanah penyakit turunan, bukan juga disebabkan oleh kutukan ataupun guna-guna.

Namun, penularan TBC terjadi melalui udara, yaitu dari droplett atau percikan dahak yang ke luar pada saat penderita TBC batuk, bersin atau berbicara tanpa menutup mulut atau menggunakan masker.

Kuman TBC yang keluar, terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Baca juga: Orang Indonesia Harusnya Takut TBC Bukan Virus Corona, Ini Kata Ahli

Kendati umumnya TBC menyerang paru-paru, tetapi kuman TBC juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti kelenjar di leher, kulit, tulang, selaput otak dan lainnya.

Di dalam tubuh, kuman tersebut dilawan oleh daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh lemah, maka orang tersebut akan ikut terkena atau ketularan TBC juga.

Namun, jika daya tahan tubuh orang tersebut kuat, maka ia akan bisa bertahan dari kuman jahat yang menyebar tersebut.

Gejala-gejala TBC

  1. Batuk terus menerus setidaknya selama dua minggu, berdahak maupun tidak berdahak
  2. Demam meriang, demam dengan panas tubuh yang tidak terlalu tinggi, bahkan lebih dari satu bulan
  3. Batuk berdahak bercampur darah
  4. Nyeri dada dan sesak nafas
  5. Berkeringat tanpa sebab atau sedang tidak melakukan apapun, terutama pada sore dan malam hari
  6. Nafsu makan menurun
  7. Berat badan juga menurun

Baca juga: Benarkah TBC Penyakit Orang Miskin? Ini Penjelasan Ahli

Mencegah penularan TBC

  1. Agar tak menjadi salah satu penderita TBC, sebaiknya Anda mengetahui cara pencegahannya yaitu sebagai berikut.
  2. Memberikan pengobatan TB yang berkualitas dan teratur pada pasien TBC hingga sembuh, agar dapat mencegah penularan kepada orang lain.
  3. Tutup mulut saat batuk atau bersin sebagai etika batuk. Hal ini agar dapat mencegah kuman TBC menyebar di udara
  4. Buanglah dahak dan ludah di tempat yang benar. Dahak dan ludah yang mengandung kuman TBC dapat mengambang dan menyebar di udara.
  5. Ventilasi udara harus baik dan terkena cahaya matahari. Ventilasi udara yang baik dapat menggantikan kuman TBC. Selain itu, cahaya matahari dapat membunuh kuman TBC.

"Kalau ada ventilasi, kan, udara bisa ganti, juga kalau ada cahaya matahari itu juga bagus, matahari itu bisa mematikan kuman-kuman jahat penyebab penyakit TBC itu, meski bukan hanya kuman TBC aja yang lain juga," kata Maya dalam acara Forum Group Discussion (FGC) Penanggulangan TBC di Kabupaten Garut, Selasa (28/1/2020).

Oleh sebab itu, Maya juga mengatakan salah satu kunci dalam mencapai eliminasi TBC tahun 2030 mendatang adalah perbaikan rumah tak layak huni bagi masyarakat.

Baca juga: Jokowi: Target Eliminasi TBC Tahun 2030 Perlu Upaya Lintas Sektor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau