KOMPAS.com - Daripada khawatir berlebihan terhadap virus corona yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, warga Indonesia seharusnya waspada pada penyakit menular tuberkolosis (TB/TBC).
Dikatakan Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, penyakit menular TBC menjadi penyakit menular yang cenderung banyak dialami masyarakat Indonesia.
Bahkan, penyakit ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat terselesaikan hingga sekarang.
Lantas mengapa TBC harus lebih diwaspadai oleh masyarakat?
Baca juga: Jokowi ke Ridwan Kamil: Percuma Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, tetapi di Provinsi Bapak TBC Tinggi
Untuk diketahui, angka kematian dari TBC di Indonesia terjadi sekitar 67.000 kasus per tahun.
Sementara itu, pada tahun 2018, diperkirakan 845.000 penduduk Indonesia jatuh sakit karena TBC.
Inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok.
"Kematian dari TBC ada 67.000 per tahun. Tolong, dong, media ini yang dikejar-kejar, ini kasus ada di depan mata," kata Erlina dalam acara bertajuk Info Sehat FKUI untuk Anda: Wabah Coronavirus: Status Terakhir di Indonesia di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: Benarkah TBC Penyakit Orang Miskin? Ini Penjelasan Ahli
Dalam perbandingan itu, tingkat kematian pasien meninggal dunia karena TBC mencapai lebih dari 60 persen.
Sedangkan, dari data yang didapatkan, kata Erlina, tingkat kematian dari virus corona ini hanya mencapai 3-5 persen saja.
Hal ini cenderung hampir sama dengan penyakit pneumonia pada umumnya yang mencapai 2-3 persen.
"Cases mortality-nya (kematian dari virus corona), hanya 3-5 persen, ini sebenarnya tidak terlalu besar. Ini adalah kepanikan yang gak mesti. Tapi perlu juga diladeni untuk dikasih edukasi," ujar dia.
Masih menurut Erlina juga bahwa wabah virus SARs beberapa waktu yang lalu bahkan lebih buruk daripa kondisi virus Corona dari Wuhan, Cina ini.
Senada dengan itu, dr Fera Ibrahim SpMK(K) MSc PhD mengatakan orang Indonesia lebih rentan terhadap penyakit TBC daripada jenis penyakit-penyakit baru.
"Kita itu juara kena TBC, jadi lebih rentan kena TBC daripada kena virus-virus baru," kata Fera.
Oleh sebab itu, perlunya kesadaran masyarakat bahwa TBC juga penyakit menular yang seharusnya tidak dianggap biasa saja.
Bahkan, TBC merupakan penyakit global yang sedang menjadi salah satu fokus eliminasi pandeminya dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dunia.
Baca juga: Virus Corona Menginfeksi 7.711 Orang, WHO Peringatkan Dunia Ambil Tindakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.