KOMPAS.com – Banyak mitos yang beredar tentang upaya untuk menghindarkan bayi dari berbagai penyakit, termasuk kejang.
Kejang pada bayi, biasa disebut step, bisa disebabkan oleh beberapa hal. Namun mitos yang beredar di kalangan orangtua baru, kejang bisa dicegah dengan memberikan kopi kepada bayi.
Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr A A A Putu Indah Pratiwi, Sp.A, menyebutkan bahwa hal itu tidak benar.
“Kejang pada bayi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Yang paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, adalah kejang demam,” tutur Putu Indah kepada Kompas.com, Senin (3/2/2020).
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apa Itu Kolik, Bayi Menangis Berjam-jam?
Kejang demam, lanjutnya, biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik dan sampai saat ini belum ada pencegahnya.
“Maka dari itu, yang terpenting adalah mencari penyebab demamnya dan mengatasi demam dengan tepat sesuai penyebabnya,” tambah Putu Indah.
Putu Indah menekankan bahwa sangat berbahaya memasukkan benda apapun, termasuk kopi, ke dalam mulut anak saat kejang.
“Hal ini dapat menyebabkan si kecil tersedak dan menyumbat jalan napas,” lanjutnya.
Hal yang sama berlaku pada pemberian kopi sebelum bayi mengalami kejang, sebagai upaya preventif terjadinya step.
Apa yang harus dilakukan bila anak mengalami kejang?
Putu Indah menyebutkan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menyingkirkan barang-barang berbahaya dari sekitar anak.
“Singkirkan barang-barang tajam dan keras. Kemudian, miringkan badannya. Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut anak seperti jari, sendok, kopi, dan lainnya,” tutur ia.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bolehkah Bayi Minum Air Putih Sebelum 6 Bulan?
Setelah itu, Anda bisa langsung menghubungi rumah sakit atau dokter spesialis anak.
Bila kejang terjadi pada anak berusia kurang dari 1 tahun, maka kemungkinan terjadinya kejang di kemudian hari akan cukup besar. Namun bila terjadi pada anak berusia lebih dari 1 tahun, kemungkinan kejang berulang akan turun menjadi 30 persen.
Bagaimana ciri kejang demam? Putu Indah menyebutkan bahwa kejang demam biasanya timbul mendadak saat anak bermain atau tidur.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bagaimana jika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur?
“Biasanya anak terlihat bengong, kaku, kemudian tidak sadar. Kejang bisa berlangsung antara beberapa detik sampai 15 menit, namun paling umum sekitar satu menit,” lanjutnya.
Putu Indah juga menekankan bahwa kejang demam hampir selalu tidak berbahaya. Kejang akibat demam tidak menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, kematian, juga tidak berkembang menjadi epilepsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.