KOMPAS.com - Kanker adalah salah satu penyakit kronik yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas terbanyak di dunia.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 103.000 pria dan 92.200 wanita meninggal dunia akibat terserang kanker pada 2019.
Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, seorang ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan kanker merupakan neoplasma atau tumor yang bersifat ganas karena dapat merusak jaringan tubuh seseorang.
Selain merusak, kanker juga dapat menyebar ke berbagai jaringan tubuh lainnya, seperti liver, paru-paru, tulang, atau otak.
Baca juga: Peneliti Menilai Deteksi Dini Kanker Tidak Selalu Efektif, Mengapa?
Ini terjadi karena saat sel kanker bertambah banyak, maka sel tersebut akan memasuki pembuluh darah lalu ke sirkulasi darah hingga menjalar ke seluruh tubuh seseorang.
Kanker juga terjadi karena perubahan pada materi genetik. Artinya, jumlah sel baru yang tumbuh tidak seimbang dengan jumlah sel lama yang sudah mati.
“Perubahan genetik sel terjadi karena beberapa hal dan multi penyebab. Namun ada juga yang telah diketahui sebagai penyebab tunggal. Misalnya, virus hepatitis sebagai penyebab kanker hati atau hepatoma, atau virus papilloma sebagai penyebab kanker serviks,” ujar Ikhwan.
Baca juga: ICT Jadi Terapi Tambahan Bagi Pasien Kanker, Seperti ini Prosesnya?
Ciri-ciri kanker
Menurut Ikhwan, kanker bukanlah sesuatu yang mati, sehingga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ikhwan juga menjelaskan beberapa faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan sel kanker, seperti keturunan, terpapar virus, terpapar zat-zat kimia, dan merokok.
“Harus hati-hati sama zat kimia tertentu, radiasi ultraviolet biasanya menjadi kanker kulit,” sambungnya saat ditemui pada acara Bincang Kanker dengan Pakar dalam Rangka 20 Tahun Eugenia Communications, Jakarta (30/1/2020).
Pada awal mula seseorang terjangkit kanker, ia akan mengalami gejala seperti berikut:
Jika mengalami gejala seperti di atas, maka Anda perlu segera memeriksanya ke dokter untuk ditelusuri lebih lanjut.
Baca juga: Mengenal CAFs, Penyebab Awal Kanker Usus Besar Menyebar
Ikhwan menegaskan, jika terdapat keterlambatan dalam pemeriksaan maupun pengobatan, maka risiko kanker yang kecil akan menjadi besar dan kanker yang besar akan cepat menyebar ke bagian tubuh lain.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap gejala tersebut melalui tanya-jawab saat konsultasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan dengan radiologi dan dilanjutkan dengan biopsi. Biopsi akan menentukan jenis tumor yang diderita oleh pasien.
Selanjutnya, dokter akan menyarankan pengobatan yang sesuai dengan kondisi dan jenis kanker yang ditemukan.
Baca juga: Lingga-Yoni: Waspada Seks Anal, Bisa Sebabkan Kanker Anus
“Maka kalau ada kecurigaan kanker, baik ada benjolan maupun gejala-gejala yang lain, maka akan dilakukan berbagai pemeriksaan radiologi, misalnya CT Scan, yang standar adalah CT scan karena lebih gampang dilakukan dan dapat melihat tumornya lebih jelas,” tambah Ikhwan.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kanker, Ikhwan menyarankan upaya untuk mengurangi konsumsi alkohol, karbohidrat tinggi, dan daging berlebihan.
Selain itu, mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokok juga berpengaruh dalam pencegahan tumbuhnya sel kanker.
Baca juga: Tingkatkan Imunitas Seluler Pasien Kanker Serviks, Ini Tahap Terapinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.