Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Wabah Virus Corona Wuhan, Mengapa WHO Belum Beri Status Darurat?

Kompas.com - 29/01/2020, 19:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang belum jelas adalah bagaimana virus ini menular. Berapa banyak penularan yang sedang terjadi dan akan ada berapa banyak pasien lagi dari kontak pasien kedua dengan ketiga, ketiga dengan keempat, dan seterusnya? Dan dapatkah seseorang menyebarkan virus ini sebelum mereka memiliki gejalanya?

Para ilmuwan menggunakan istilah Ro untuk mendeskripsikan seberapa mudah virus menyebar dan semakin tinggi penyebarannya, semakin besar pula kemungkinan penyebaran wabah lebih cepat terjadi. Tingkat keparahan penyakit juga penting.

Pada 26 Januari, 56 (2,8%) dari 2.014 kasus yang dikonfirmasi telah meninggal. Sedangkan tingkat kematian coronavirus SARS hampir 10%. Jika coronavirus baru ini menyebar secara cepat namun memiliki tingkat kasus kematian yang lebih rendah, maka tingkat kekhawatiran akan lebih sedikit.

Ilmuwan China sedang melakukan tes untuk menentukan hewan apa saja di pasar tradisional di Wuhan yang menjual hewan hidup dan mati termasuk hewan liar untuk konsumsi, yang mungkin menjadi sumber virus. Ada juga pertanyaan mengenai aturan mana yang akan dipatuhi.

Setelah wabah tahun 2003, aturan sementara diberlakukan untuk menghentikan penjualan hewan eksotis, seperti musang, yang menularkan coronavirus SARS. Kendati demikian, pasar tradisional yang biasanya ramai menjadi tempat orang-orang menjual unggas hidup dan hewan lainnya tetap populer di kalangan pembeli di Asia.

Sekitar 600 orang meninggal di Inggris tiap tahunnya karena flu saja, dan sekitar ratusan ribu kematian lainnya dari seluruh penjuru dunia.

Jadi, sementara virus yang baru akan selalu muncul dan menimbulkan bahaya, respons terkini dari pejabat kesehatan masyarakat dan ilmuwan di China dan di seluruh dunia, yang menggabungkan segala yang mereka punya untuk mempelajari virus ini sejak wabah SARS, harusnya dapat mengamankan publik untuk saat ini, terlepas apakah WHO akan mendeklarasikan kejadian ini sebagai keadaan darurat kesehatan global atau tidak.

Tom Solomon

Director of the National Institute for Health Research (NIHR) Health Protection Research Unit in Emerging and Zoonotic Infections, and Professor of Neurology, Institute of Infection and Global Health, University of Liverpool

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Wabah coronavirus dari Cina: penjelasan mengapa WHO belum beri status darurat kesehatan global". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Oh Begitu
Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Oh Begitu
5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

Oh Begitu
Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Oh Begitu
Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Fenomena
Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Oh Begitu
Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Oh Begitu
Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Oh Begitu
Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Oh Begitu
Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Oh Begitu
Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Indikator Kesejahteraan Lokal

Indikator Kesejahteraan Lokal

Fenomena
Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Oh Begitu
Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+