Setelah enam bulan, virus telah menyebar ke seluruh dunia, dan setahun kemudian (18 bulan) virus itu telah menewaskan 65 juta orang.
Dalam simulasi CAPS tersebut, para ilmuwan tidak dapat mengembangkan vaksin pada waktunya untuk menghentikan pandemi.
Hal ini dianggap asumsi yang realistis karena bahkan virus corona yang asli seperti SARS atau MERS belum memiliki vaksin. Padahal, SARS atau MERS membunuh lebih dari 840 orang sejak 2012.
"Jika kita bisa membuatnya (vaksin) sehingga kita bisa memiliki vaksin dalam beberapa bulan, bukan tahun atau dekade, itu akan mengubah alur kejadiannya," kata Eric.
Baca juga: Cegah Virus Corona, 19 Pintu Masuk Indonesia Diperketat, Ini Daftarnya
Namun bukan hanya vaksin potensial yang perlu dipikirkan, melainkan juga skala distribusi. Jika para ilmuwan tidak menemukan cara untuk mengembangkan vaksin lebih cepat, kata Eric, wabah berbahaya akan terus menyebar.
Penyakit menular dapat cepat berkembang biak karena perkotaan semakin padat, dan kurangnya ruang untuk kehidupan satwa liar.
"Itulah bagian dari dunia yang kita tinggali sekarang. Kita berada di zaman epidemi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.