Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global, Emisi Gas Rumah Kaca Masih Tinggi di Atmosfer

Kompas.com - 23/01/2020, 10:15 WIB
Amalia Zhahrina,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Earther

KOMPAS.COM - Akibat meningkatnya pemanasan global, upaya berbagai negara untuk mengurangi gas rumah kaca terus dilakukan, salah satunya dengan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Fluoroform atau HFC-23 merupakan gas rumah kaca yang memiliki 12.000 kali potensi pemanasan global dari karbon dioksida.

Namun, dilansir dari Earther (22/01/2020), ternyata tidak semua upaya berjalan dengan baik.

Hal ini dibuktikan emisi HFC-23 dari India dan China yang terus meningkat sejak 2014. Padahal, keduanya telah berjanji untuk menurunkan emisi ke nol.

Baca juga: 71 Persen Gas Rumah Kaca Global Ternyata Berasal dari 100 Produsen

Menurut temuan yang diterbitkan di Nature Communications, emisi HFC-23 mencapai puncak baru pada tahun 2018.

Fluoroform digunakan dalam lemari es dan pendingin udara. Awalnya, dirancang untuk menggantikan klorofluorokarbon, refrigeran yang memiliki sifat perusak ozon utama.

Namun, HFC-23 ternyata membuat pemanasan global menjadi lebih buruk. Sejak itu HFC-23 telah dihapuskan di bawah Amandemen Kigali.

Sebuah perjanjian internasional yang mulai berlaku tahun lalu (tanpa AS), masing-masing negara telah berupaya menghapuskannya dengan cara lain, termasuk India dan China yang merupakan dua produsen HFC-23 terbesar.

Baca juga: 6 Gas Rumah Kaca

China melaporkan penurunan emisi yang cepat dari tahun 2014 hingga 2017, sedangkan India menyerukan produsen untuk membakar gas daripada membiarkannya keluar ke atmosfer.

Akhirnya, para ilmuwan melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah China dan India benar-benar mengurangi emisi tersebut.

Sebab, HFC-23 dan gas lainnya bercampur di atmosfer. Para ilmuwan mengamati pengukuran dari lima stasiun di seluruh dunia yang memantau gas rumah kaca.

Penurunan gas rumah kaca tidak capai target

Hasilnya tidak terduga, walaupun penurunan emisi yag diharapkan 87 persen, ilmuwan mengungkapkan HFC-23 mencapai ketinggian baru pada 2018.

Emisi tambahan dari 2014 hingga 2017, kira-kira setara dengan semua emisi gas rumah kaca Spanyol pada tahun 2017.

Oleh karena itu, para peneliti berhipotesis, sebagian besar ini disebabkan China tidak memenuhi target penurunan HFC dan emisi yang tersisa tidak dilaporkan.

Jika China benar-benar mengurangi emisinya, maka negara-negara maju lainnya harus meningkatkan emisinya sebesar 780 persen antara periode tahun 2015 dan 2017.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau