KOMPAS.COM - Akibat meningkatnya pemanasan global, upaya berbagai negara untuk mengurangi gas rumah kaca terus dilakukan, salah satunya dengan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Fluoroform atau HFC-23 merupakan gas rumah kaca yang memiliki 12.000 kali potensi pemanasan global dari karbon dioksida.
Namun, dilansir dari Earther (22/01/2020), ternyata tidak semua upaya berjalan dengan baik.
Hal ini dibuktikan emisi HFC-23 dari India dan China yang terus meningkat sejak 2014. Padahal, keduanya telah berjanji untuk menurunkan emisi ke nol.
Baca juga: 71 Persen Gas Rumah Kaca Global Ternyata Berasal dari 100 Produsen
Menurut temuan yang diterbitkan di Nature Communications, emisi HFC-23 mencapai puncak baru pada tahun 2018.
Fluoroform digunakan dalam lemari es dan pendingin udara. Awalnya, dirancang untuk menggantikan klorofluorokarbon, refrigeran yang memiliki sifat perusak ozon utama.
Namun, HFC-23 ternyata membuat pemanasan global menjadi lebih buruk. Sejak itu HFC-23 telah dihapuskan di bawah Amandemen Kigali.
Sebuah perjanjian internasional yang mulai berlaku tahun lalu (tanpa AS), masing-masing negara telah berupaya menghapuskannya dengan cara lain, termasuk India dan China yang merupakan dua produsen HFC-23 terbesar.
Baca juga: 6 Gas Rumah Kaca
China melaporkan penurunan emisi yang cepat dari tahun 2014 hingga 2017, sedangkan India menyerukan produsen untuk membakar gas daripada membiarkannya keluar ke atmosfer.
Akhirnya, para ilmuwan melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah China dan India benar-benar mengurangi emisi tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.