Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Koloni, Badan Antariksa Eropa Bikin Oksigen dari Debu Bulan

Kompas.com - 22/01/2020, 19:02 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Saat ini setidaknya ada dua kandidat tempat tinggal manusia di luar angkasa yang terus dijajaki oleh para ilmuwan, yakni Mars dan Bulan.

Para ahli pun terus melakukan penyelidikan dan mengirim berbagai misi sebagai persiapan jika nantinya ada koloni yang tinggal di sana.

Terbaru, Badan Antariksa Eropa (ESA) mendirikan fasiltas yang digunakan untuk membuat oksigen dari debu bulan.

Seperti dilansir dari Newsweek, Senin (20/1/2020), fasilitas produksi oksigen tersebut didirikan di dalam Pusat Penelitian dan Teknologi Antariksa Eropa (ESTEC) yang berlokasi di Belanda.

Baca juga: NASA Temukan Puing-puing Wahana India yang Jatuh di Bulan

Regolith atau debu, tanah, pecahan batu, dan material yang ditemukan di permukaan Bulan sebenarnya terdiri dari 40-45 persen oksigen.

Namun, oksigen ini tidak bisa segera digunakan karena terikat secara kimia di dalam regolith.

Untuk mengekstraknya, regolith harus diproses melalui teknik yang disebut elektrolisis garam cair.

Kini, proses ekstraksi tersebut bisa dilakukan melalui fasilitas ESTEC.

Baca juga: Tersimpan 47 Tahun, NASA Akhirnya Buka Sampel Batu dari Bulan

Adanya teknologi yang dapat menghasilkan oksigen dengan cara tersebut tentunya akan berguna dalam menyediakan pasokan oksigen bagi permukiman permanen di Bulan.

Selain itu, oksigen sendiri merupakan sumber bahan bakar penting untuk roket propellant (pendorong), sehingga dapat berperan dalam misi luar angkasa di masa depan.

Dengan mengisi ulang bahan bakar di dekat atau permukaan Bulan, maka akan meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan jangkauan misi ruang angkasa.

Satelit yang mengorbit di Bumi pun dapat memanfaatkan pengisian bahan bakar dari Bulan daripada harus kembali ke Bumi.

"Mampu memperoleh oksigen dari sumber daya yang ditemukan di Bulan jelas akan sangat berguna bagi pemukiman di masa depan, baik untuk kehidupan maupun produksi bahan bakar," kata Beth Lomax dari University of Glasgow, salah satu peneliti dalam proyek tersebut.

Baca juga: Bulan Milik Saturnus Paling Mirip dengan Bumi, Mungkinkah Ada Kehidupan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com