Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Milik Saturnus Paling Mirip dengan Bumi, Mungkinkah Ada Kehidupan?

Kompas.com - 20/11/2019, 20:04 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Sumber BGR

KOMPAS.comSaturnus memiliki beberapa bulan yang mengorbit di sekeliling planet bercincin tersebut. Titan adalah salah satunya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Cassini, satelit buatan NASA, para peneliti berhasil membuat peta dari keseluruhan permukaan Titan. Peta tersebut kemudian dirilis di Nature Astronomy.

Dari peta tersebut, diketahui bahwa lanskap geografis Titan rupanya sangat menyerupai Bumi. Bulan milik Saturnus itu memiliki lanskap perbukitan, gurun pasir, sampai dataran lengkap dengan gugusan danau.

Baca juga: Misi Dragonfly NASA akan Cari Tahu Kehidupan di Bulan Saturnus, Titan

Namun, cuaca di Titan bisa dibilang merupakan “mimpi buruk” bagi semua mahluk hidup di Bumi.

Bulan tersebut tidak memiliki air tawar, namun menyimpan sejumlah jenis cairan. Di Bumi, hidrokarbon seperti metana bisa ditemukan pada zat gas. Di Titan, temperatur yang ekstrem mengubahnya menjadi cairan.

Gugusan danau yang ada di permukaan Titan dipenuhi oleh cairan metana. Di Titan pula, cairan tersebut mengalir dari langit sama seperti hujan di Bumi.

Ilustrasi ini menunjukkan helikopter-pendarat Dragonfly milik NASA mendekati sebuah situs di bulan Saturnus, Titan. Ilustrasi ini menunjukkan helikopter-pendarat Dragonfly milik NASA mendekati sebuah situs di bulan Saturnus, Titan.

Mungkinkah ada kehidupan?

Dengan lanskap yang dibilang paling mirip dengan Bumi, mungkinkah ada kehidupan di Titan? Para peneliti menilai, kemungkinan ini sangat rumit.

Hal itu karena banyak terdapat komponen organik di Titan, namun sangat jauh berbeda bahkan berbanding terbalik dengan komponen organik yang ditemukan di Bumi. Permukaan Titan dipenuhi oleh kerak yang membeku. Namun peneliti percaya air tawar mungkin mengalir di bawah permukaan Titan, alias di dalam bulan tersebut.

Jika memang ada, kombinasi air tawar dengan komponen organik di Titan bisa memulai proses biologis untuk kemudian menjadi tempat tinggal.

“Komponen organik sangat penting untuk kemungkinan adanya kehidupan di Titan,” tutur pemimpin penelitian sekaligus anggota Jet Propulsion Laboratory NASA, Rosaly Lopes, seperti dilansir dari BGR.com, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Usai Cassini, NASA Siapkan Robot Baru untuk Jelajahi Lautan Titan

Material organik, lanjut Rosaly, bisa penetrasi ke dalam aliran air tawar tersebut dan bisa menjadi awal dari kehidupan.

Saat ini, NASA tengah bekerja dalam misi menerbangkan drone ke Titan. Misi ini kemungkinan besar akan terlaksana pada 2026, dan butuh waktu delapan tahun untuk tiba di permukaan Titan.

Manusia hanya bisa menunggu setidaknya sampai pertengahan 2030-an untuk mengetahui apakah Titan cocok untuk kehidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau