Populasi badak Sumatera semakin tergerus akibat sejumlah faktor. Di antaranya sulitnya dalam bereproduksi, hingga terganggunya habitat hingga tingginya sensitivitas terhadap interaksi dengan satwa domestik lainnya.
Singkatnya, kata Adhi, masa birahi satwa ini juga menjadi faktor penyebab menurunnya populasi badak Sumatera di ujung Barbarat Indonesia tersebut.
Selain itu, perburuan satwa, perambahan hutan dan penebangan liar, serta kebakaran hutan masih dapat menjadi ancaman lain bagi satwa langka ini.
Oleh karenanya, satwa ini juga menjadi prioritas bagi TNGL, selain gajah, harimau dan orangutan.
"Kami sudah menetapkan side monitoring. Itu menetapkan satu areal yang intensif dan potensial menjadi habitat badak. Kami memasang camera trap dengan luas side monitoring sekitar 19.000 hektare," jelas Adhi.
Upaya survei pada setiap individu badak di lokasi tersebut juga dilakukan. Selain itu, dilakukan juga pemantauan terhadap proses reproduksi.
Baca juga: Badak Hitam Super Langka Lahir di Kebun Binatang AS
Sebab, menurut Adhi, indikator keberhasilan dari suatu habitat penunjang satwa liar itu, salah satunya melalui reproduksi.
Pemantauan juga dilakukan mencakup ketersediaan pakan dan kondisi fisik lingkungan yang bisa membatasi peluang reproduksi antara jantan dengan betina.
"Jika habitatnya kurang dari 15 individu itu akan ditranslokasikan ke sanctuary, dimonitor sehingga proses reproduksinya bisa berkembang," ungkap dia.
Menurut Adhi, pertimbangannya apabila populasi badak sedikit, karena proses reproduksi badak sangat sensitif. Maksud dari rencana aksi darurat diharapkan dapat mengembalikan perkembangan populasi badak Sumatera.
Kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto menambahkan rencana aksi darurat dilakukan untuk menyelamatkan populasi badak.
Salah satunya dengan membangun tempat pelestarian badak Sumatera (Sumatran Rhinos Sanctuary) di Aceh Timur.
Baca juga: Punah Sudah Badak Sumatera di Malaysia…
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.