Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badak Sumatera Jantan Malaysia Mati, Harapan Bertumpu pada Indonesia

Kompas.com - 28/05/2019, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Seperti dilaporkan oleh Kompas.com pada hari ini (28/5/2019); badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) jantan terakhir di Malaysia, Tam, telah mati.

Dengan euthanasia Puntung yang terjangkit kanker pada 2017, artinya hanya tersisa satu ekor betina bernama Iman di Malaysia, 80 ekor di alam liar Sumatera dan sisanya tersebar di Kalimantan.

Kematian Tam mengingatkan kita akan pentingnya upaya-upaya penyelamatan badak sumatera, seperti proyek Sumateran Rhino Rescue, ujar Margaret Kinnaird selaku wildlife practice leader dari WWF International kepada National Geographic, Senin (27/5/2019).

Perlu diketahui, pada 2018, organisasi-organisasi konservasi nirlaba berkolaborasi dalam Sumateran Rhino Rescue. Proyek tersebut bertujuan untuk menemukan dan memindahkan badak sumatera liar sebanyak-banyaknya agar mereka dapat dikembangbiakkan di penangkaran.

Baca juga: Badak Sumatera di Malaysia Alami Tumor Rahim, Kok Bisa?

Pasalnya, isolasi merupakan ancaman terbesar bagi kelangsungan spesies bestatus terancam kritis dalam daftar merah IUCN. Jika sudah lama tidak kawin, kista dan fibroid bisa timbul di saluran reproduksi badak sumatera betina. Inilah sebabnya badak sumatera betina terakhir Malaysia, Iman, kini mandul.

Kinnaird mengatakan, kita harus menangkap badak yang tersisa dan terisolasi di Kalimantan dan Sumatera dan berusaha sebaik mungkin untuk mendorong mereka punya anak.

Pahu, simbol harapan badak sumatera

Pahu, Badak Sumatera yang berhasil ditangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam di hutan Kalimantan Timur. Saat ini kondisi Pahu baik, dan terpantau stabil.(Kementerian Lingkungan Hidup) Pahu, Badak Sumatera yang berhasil ditangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam di hutan Kalimantan Timur. Saat ini kondisi Pahu baik, dan terpantau stabil.

Untungnya, masih ada secercah harapan bagi badak sumatera.

Pada tahun lalu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur bersama Sumateran Rhino Rescue berhasil memindahkan badak sumatera betina Pahu dari belantara Kalimantan Timur ke Suaka Rhino Sumatera Kelian Lestari.

Baca juga: Kisah Badak Sumatera Berjuang dari Kepunahan Selama 10.000 Tahun

Pemindahan Pahu saat itu berlangsung dramatis karena ia dianggap sebagai individu yang sangat penting. Polisi dan bulldozer mengiringi perjalanannya ke rumah baru.

Kinnaird berkata bahwa sejauh ini, kondisi Pahu terpantau sehat. Oleh karena itu, PR terbesar mereka saat ini adalah menemukan teman baru yang dapat bereproduksi dengan Pahu.

“Survei terbaru kami menunjukkan bahwa masih ada badak (sumatera) lain di hutan-hutan Kalimantan. Ini memberi saya harapan baru,” ujar Kinnaird.

Susie Ellis, executive director dari International Rhino Foundation, turut menambahkan, kita perlu terus fokus dalam menyelamatkan 80 badak sumatera lainnya, menggunakan kombinasi perlindungan intensive dan perkembangbiakan semi alami, juga bekerja sama dengan warga lokal untuk menanamkan kebanggaan bahwa badan ini adalah bagian dari warisan biologis mereka.

“Ini adalah pertarungan yang kita tidak boleh kalah,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau