Prof Ferguson berpendapat: "Masyarakat harus mempertimbangkan secara lebih serius tentang kemungkinan adanya penularan dari manusia ke manusia daripada yang mereka yakini."
Memahami bagaimana virus baru itu menyebar merupakan bagian penting dalam menilai seberapa besar ancamannya.
Baca juga: Update Virus Misterius China, Kini Diduga Bisa Menular Antar-manusia
Peneliti dan petugas medis telah mengambil contoh virus dari beberapa pasien. Sampel itu juga sudah dianalisis di laboratorium.
Otoritas China dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa virus ini merupakan coronavirus.
Coronavirus adalah kelompok virus yang menyerang manusia. Enam di antaranya telah diketahui, sebelum kemunculan virus terbaru di Wuhan belakangan ini.
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang disebabkan coronavirus, menjangkiti 8.098 orang di China sejak wabah itu meluas tahun 2002. Sebanyak 774 orang di antaranya meninggal akibat virus tersebut.
"Ada ingatan yang kuat tentang SARS, itulah sumber ketakutan berasal. Namun kami kini lebih siap menghadapi penyakit semacam itu," kata Josie Golding, lembaga penelitian kesehatan berbasis di London, Inggris.
Preliminary analysis of the novel coronavirus (in red) believed to be responsible for an outbreak of pneumonia in Wuhan, China shows it's closely related to SARS CoV. https://t.co/Vf6U2W4oYR pic.twitter.com/3WbFpQ02Pc
— EcoHealth Alliance (@EcoHealthNYC) January 11, 2020
Virus ini telah menyebabkan pneumonia pada sejumlah pasien dan berakibat fatal pada dua orang di antaranya.
Baca juga: Misteri Virus Perusak Paru-paru asal China, Perlukah Kita Khawatir?
Dr Jeremy Farrar, direktur penelitian medis badan amal Wellcome, mengatakan: "Ada banyak lagi kasus dari epidemi ini."
"Ketidakpastian dan kesenjangan masih ada, tetapi jelas bahwa ada beberapa tingkat penularan dari orang ke orang.
"Kami mulai mendengar lebih banyak kasus di China dan negara-negara lain dan kemungkinan, seperti yang ditunjukkan oleh pemodelan ini, akan ada lebih banyak kasus di sejumlah negara."
Profesor Jonathan Ball, dari University of Nottingham, mengatakan: "Yang benar-benar penting adalah sampai ada pengujian laboratorium, yang sangat sulit untuk memasukkan angka nyata pada kasus-kasus di luar sana.
"Tapi ini adalah angka yang harus kita anggap serius sampai kita tahu sebaliknya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.