KOMPAS.com - Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP-PDPI), DR Dr Erlina Burhan MSc SpP(K), mengatakan bahwa hingga sekarang, WHO belum dapat memastikan penyebab pasti dari munculnya pneumonia Wuhan.
Disampaikan oleh Erlina, para ahli awalnya menduga bahwa kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang juga disebabkan oleh coronavirus dan pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2013 lalu.
Namun, ternyata kejadian pneumonia yang ditemukan di Wuhan, China ini berbeda dengan SARS dan juga MERS yang sempat menjadi pandemi di Arab Saudi.
Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga menemukan bahwa pada jenis Betacoronavirus yang menjadi wabah di Wuhan, terdapat 5 genom baru yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus.
Baca juga: Update Virus Misterius China, Kini Diduga Bisa Menular Antar-manusia
Untuk diketahui, Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS.
Beberapa coronavirus memang diketahui terdapat pada peredaran darah hewan. Namun, hingga saat ini WHO belum menemukan hewan yang menjadi sumber virus baru ini dan masih terus melakukan pengamatan.
"Sampai sekarang penyebab pastinya dari hewan apa juga belum bisa dipastikan. WHO masih terus dalam penyelidikan," kata Erlina dalam acara "Outbreak Pneumonia di Tiongkok", Jumat (17/1/2020).
Pasalnya, meskipun mewabahnya virus ini dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan, tetapi di lingkungan tersebut juga terdapat hewan-hewan lainnya, termasuk unggas.
Baca juga: Update Virus Misterius China, Bunuh 1 Orang dan Sudah Sampai di Thailand
Oleh sebab itu, masih belum bisa disimpulkan secara pasti penyebab dan bagaimana virus ini ada.
Lagipula, penyakit ini masih tergolong baru.
"Kan baru ditemukan 31 Desember kemarin (2019), ke hari ini aja (17/1/2020), baru dua Minggu kan. Jadi masih terus dicari tahu dan diselidiki oleh WHO juga," ujarnya.
Virus misterius asal China ini pertama kali mencuri perhatian pada tanggal 31 Desember 2019, ketika Kota Wuhan melaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya.
Awalnya terdapat 27 kasus, tetapi kemudian meningkat menjadi 59 kasus dengan rentang usia antara 12-59 tahun.
Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, yakni pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut. Pasien tersebut meninggal pada tanggal 9 Januari 2020.
Lantas, muncul korban kedua, yakni seorang pria berusia 69 tahun yang meninggal pada hari Rabu (15/1/2020).
Sementara itu, dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.