Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Badak Putih dari Kepunahan, Ini yang Dilakukan Ilmuwan

Kompas.com - 16/01/2020, 19:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Badak putih utara merupakan salah satu satwa yang nyaris punah dan populasinya terus berkurang. Upaya selamatkan satwa kalem ini, para ilmuwan ciptakan embrio baru.

Melansir The Independent, Kamis (16/1/2020), embrio baru yang mencoba mereka ciptakan ini diharapkan dapat menyelamatkan badak putih atau Northern white rhino dari kepunahan.

Upaya yang dilakukan para ilmuwan terhadap satwa ini disampaikan oleh Menteri Margasatwa Kenya, Najib Balala.

"Sungguh menakjubkan bahwa kita dapat mengembalikan hilangnya spesies ini melalui ilmu pengetahuan," kata dia.

Baca juga: Berkat Bayi Tabung, Badak Putih Utara Berpeluang Lolos dari Kepunahan

Menurut Balala, para ilmuwan saat ini telah menciptakan embrio baru yang mereka harap akan memberikan kontribusi pada kembalinya populasi badak putih utara yang hampir punah.

Tiga embrio badak putih

Secara artifisial, hanya ada tiga sample embrio buatan yang layak. Ketiganya diciptakan secara vitro dengan menggabungkan sperma beku yang diambil dari badak jantan sebelum mereka mati.

Sedangkan sel telur dipanen dari salah satu dari dua badak putih utara yang masih tersisa di dunia. Spesies ini kini tinggal ada dua dan semuanya badak betina.

Badak putih utara jantan berusia 45 tahun, diketahui ada di Sudan dan telah mati pada 2018 lalu.

Baca juga: Sudan, Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Mati

Saat ini, para peneliti berencana untuk menanamkan tiga embrio yang telah diciptakan untuk menggantikan badak betina putih selatan, spesies badak yang populasinya lebih banyak.

Ketiga embrio tersebut dibuat dari sel telur milik Fatu, badak putih utara, yang merupakan keturunan dari badak putih jantan dari Sudan.

Badak ini berada di konservasi Ol Pejeta di Kenya bersama induknya, Najin.

"Sekarang, tim akan melakukan segala upaya untuk mencapai hasil yang sama untuk Najin, sebelum terlambat baginya," ujar Thomas Hildebrandt dengan Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Margasatwa di Jerman.

Para ilmuwan menciptakan dua embrio pertama di musim gugur lalu. Mereka berharap dapat membangun lima kawanan badak putih utara.

Harapannya, kawanan badak ini nantinya dapat dikembalikan ke alam liar dan merupakan proses yang mungkin akan memakan waktu puluhan tahun.

Pada 1970 an, Kenya merupakan rumah bagi 20.000 ekor badak. Sementara saat ini, populasinya tersisa 650 ekor dan sebagian besar adalah badak hitam.

Sedangkan populasi badak putih pernah ditemukan di sejumlah wilayah di Afrika.

Konservasionis memperkirakan ada sekitar 18.000 ekor badak putih yang tersisa di dunia dan 5.000 ekor badak hitam.

Badak terus terancam punah dengan maraknya perburuan cula atau tanduknya.

Konon, badak diburu demi culanya yang dipercaya sebagai obat tradisional China. Padahal efektivitas khasiat cula badak ini belum terbukti kuat.

Baca juga: Bayi Tabung, Upaya Peneliti Selamatkan 2 Badak Putih Utara Terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com