Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sudan, Badak Putih Jantan yang Mencari Jodoh di Dunia Maya

Kompas.com - 12/11/2017, 19:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kepunahan bukan kabar baru dari dunia satwa. Namun, sebuah foto yang beredar di Twitter selama beberapa hari terakhir benar-benar menyedihkan.

Foto yang diunggah oleh akun Twitter @BiologistDan menampilkan badak putih utara jantan terakhir di dunia. Dalam foto tersebut, badak bernama Sudan itu terlihat sedang berbaring.

Dalam kicauannya, Daniel Schneider, pemilik akun sekaligus ahli biologi di Boston menulis: "Ingin tahu seperti apa itu kepunahan? Ini adalah badak putih utara jantan terakhir. Yang terakhir. Tidak ada lagi."

Foto ini muncul setelah beberapa bulan sebelumnya Sudan tampil sebagai iklan di situs kencan Tinder. Iklan tersebut sebenarnya bertujuan menggalang dana untuk mengembangbiakan spesies ini.

Baca juga: Badak Putih Utara Mati, Tersisa 4 di Dunia

Pada bulan April 2017, konservasi OI Pejeta mengunggah iklan Sudan dalam aplikasi Tinder dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran tentang kepunahan spesies ini.

Dikutip dari Dailymail, Rabu (8/11/2017), Richard Vigne, Chief eksekutif konservasi tersebut mengatakan, ini merupakan pilihan terakhir untuk menyelamatkan spesies setelah semua upaya pembiakan sebelumnya terbukti sia-sia.

Tinder Sudan

Profil Sudan di Tinder menceritakan sedikit informasi latar belakang badak putih utara jantan itu. Ketika para pengguna aplikasi kencan ini menggeser ke kanan agar "Cocok" pada profil itu, mereka akan diarahkan pada laman untuk memberikan sumbangan.

"Saya tidak bermaksud untuk terlalu blak-blakan, tapi nasib spesies ini benar-benar bergantung pada saya," isi profil Tinder tersebut.

Sudan merupakan satu-satunya badak putih utara jantan yang tersisa. Ia juga merupakan satu dari tiga badak putih utara yang masih hidup.

Sudan merupakan badak jantan berusia 43 tahun. Ia juga satu-satunya badak putih utara jantan yang tersisa dan merupakan satu dari tiga badak putih utara yang masih hidup.

Bersama dengan dua badak betina lainnya, Sudan tidak dapat berkembang biak secara alami karena berbagai masalah, termasuk usianya yang sudah tua.

Konservasi OI Pejeta dan aplikasi kencan ini bermaksud untuk mengumpulkan 9 juta dollar Amerika Serikat atau setara Rp 121 miliar. Dana yang terkumpul ini nantinya akan digunakan untuk penelitian pengembangbiakan spesies ini, termasuk fertilisasi in-vitro.

Baca juga: Kontroversial, Afrika Selatan Legalkan Penjualan Cula Badak

"Kami bermitra dengan konservasi OI Pejeta agar bujangan paling memenuhi syarat di dunia ini punya kesempatan untuk bertemu pasangannya," ujar Matt David, kepala komunikasi dan pemasaran Tinder.

"Kami optimis mengingat profil Sudan akan terlihat di Tinder 190 negara dan lebih dari 40 bahasa," sambungnya.

Sudan tinggal di konservasi yang dilindungi oleh penjaga sepanjang waktu bersama dengan dua badak putih utara lainnya.

"Keadaan buruk yang sekarang dihadapi oleh spesies ini merupakan sinyal terhadap dampak yang ditimbulkan umat manusia terhadap ribuan spesies lainnya di seluruh planet ini," kata Vigne.

"Pada akhirnya, tujuannya adalah untuk mengenalkan kembali populasi badak putih utara ke alam liar, di situlah nilai sebenarnya yang akan terjadi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau