Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli LIPI: Hadapi Banjir Jakarta dengan Adaptasi yang Transformatif

Kompas.com - 11/01/2020, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sedangkan masyarakat, dalam melakukan adaptasi terhadap persoalan bencana banjir ini, mereka cenderung akan membangun ketahanan rumah dan lingkungan sekitar mereka sendiri.

Masyarakat melakukan adaptasi terhadap banjir dengan penambahan ruangan yaitu meninggikan lantai, atau menahan air di sekitarnya. 

Caranya dengan tumpukan pasir, dan tujuannya agar air tidak masuk ke rumah. Namun, ini pemahaman sederhana yang keliru.

Menurut Ayu, hal ini hanyalah adaptasi bencana banjir yang justru akan menimbulkan persoalan berlarut dan permasalahan baru lainnya dan tanpa disadari akan lebih besar.

"Adaptasi yang selama ini dilakukan hanyalah adaptasi jangka pendek yang cenderung menyebabkan risiko baru," kata dia.

Ayu sedikit menyoroti, adaptasi berupa tanggul dan pemanfaat wilayah di sekitar waduk, tanggul serta sungai-sungai di Jakarta.

Menurut Ayu, tanpa disadari, tanggul bukanlah solusi tanpa adanya risiko bencana yang lebih besar di masa mendatang.

"Kalau tanggul itu rusak, itu dampaknya lebih dari tsunami," ujar Ayu.

Di sisi lain, masyarakat kurang mengerti dan kurang peduli terhadap fasilitas ataupun infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah.

Tidak sedikit masyarakat, yang justru memanfaatkan ruang di sekitar batas tanggul atau waduk yang dibuat, untuk membangun bangunan atau tempat berteduh mereka.

Jakarta perlu adaptasi transformatif

Sedangkan, karena banjir di Jakarta dan sekitarnya ini merupakan risiko bencana, maka adaptasi yang transformatif perlu dilakukan.

Adaptasi yang transformatif ini sudah melewati tahap membangun ketahanan dalam jangka panjang.

Perlu adanya keselarasan pemahaman dengan visi jangka panjang mengatasi banjir Jakarta ini.

"Kita itu susahnya, kepemimpinan itu per lima tahun ganti, dan itu setiap kebijakan per periode menjabat berbeda, meski tujuannya sama tapi adalah beloknya dari kebijakan periode sebelumnya," kata dia.

Hal inilah yang justru membuat target utama dari visi pembangunan sebelumnya belum tercapai hingga saat ini, dan tetap menjadi tantangan hingga nanti.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau