Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2020, 12:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia dan Inggris sedang diguncangkan oleh kasus Reynhard Sinaga.

Pria asal Indonesia berusia 36 tahun tersebut dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Machester Inggris karena melakukan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria.

Reynhard bahkan disebut sebagai "pemerkosa berantai terbesar di dunia".

Di samping kasusnya yang begitu mengerikan, respons Reynhard sendiri juga mengejutkan banyak orang. Menurut pejabat konsuler KBRI Gulfan Alfero, Reynhard sama sekali tidak merasa bersalah atas kasusnya.

Saya tiga kali bertemu [di penjara], Reynhard tak terlihat dalam kondisi stres. Dia happy, sehat, tenang, dia tahu kasus yang dihadapi. Dia tidak menyampaikan penyesalan karena dia menyatakan tidak bersalah dan tidak merasa terbebani atas kasusnya. Dia terlihat biasa biasa saja," kata Gulfan.

Baca juga: Apa Itu GHB, Rape Drug yang Digunakan Reynhard Sinaga?

Hal ini pun membuat Reynhard disebut-sebut sebagai seorang psikopat.

Istilah psikopat dan sosiopat memang sering disematkan pada orang-orang yang bertindak kejam dan sepertinya tidak punya hati nurani.

Dilansir dari Verywellmind, 16 Agustus 2019, secara klinis, orang-orang dengan psikopati atau sosiopati menunjukkan karakteristik gangguan kepribadian antisosial (APD) yang ditandai dengan ketidakpedulian akan hak dan perasaan orang lain.

Namun, sosiopati dan psikopati adalah dua tipe APD berbeda dengan karakteristik masing-masing.

Hati nurani

Salah satu perbedaan paling mendasar dari kedua tipe ini adalah hati nurani.

Dilansir dari WebMD, 24 Agustus 2014; psikolog dari Sacramento County Mental Health Treatment Center, L. Michael Tompkins, EdD, menyebut bahwa seorang psikopat tidak memiliki hati nurani. Kalaupun seorang psikopat berbohong, dia tidak akan merasakan beban moral apa pun, meskipun dia bisa berpura-pura jika ketahuan.

Sebaliknya, seorang sosiopat biasanya memiliki hati nurani meskipun lemah. Jika mencuri, seorang sosiopat mungkin akan merasa bersalah, tetapi rasa bersalah ini tidak cukup untuk menghentikan perilakunya.

Keduanya juga tidak memiliki empati atau kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, tetapi seorang psikopat bahkan sama sekali tidak peduli pada orang lain dan menganggap orang lain sebagai obyek yang bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Psikopat Ternyata Bisa Memahami Perasaan Orang Lain, Asal...

Berhati dingin dan berkepala panas

Perbedaan lainnya adalah perilaku mereka dalam lingkungan sosial. Seorang psikopat lebih sulit untuk dideteksi karena mereka bisa tampak pintar, berkarisma dan menirukan emosi.

Tompkins menyebut psikopat sebagai "aktor lihai yang misi utamanya adalah memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi".

Sebaliknya, seorang sosiopat sering kali tidak mampu berpura-pura, dan sering menyalahkan orang lain atas perilaku mereka sendiri.

Perbedaan ini membuat beberapa pakar menganggap sosiopat sebagai orang yang berkepala panas, sementara psikopat sebagai orang yang berhati dingin.

Bawaan dan pembelajaran

Anggapan lainnya tentang psikopat dan sosiopat adalah bahwa sosiopati dipelajari, sedangkan psikopati merupakan bawaan.

Akan tetapi, para pakar sepakat bahwa meskipun komponen genetik, seperti kurang berkembangnya bagian otak yang mengatur emosi dan impulsivitas, berperan dalam psikopati; ada faktor-faktor lain yang memengaruhi terbentukan gangguan kepribadian ini.

Sebuah artikel penelaahan yang dipublikasikan dalam International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology pada tahun 2000, misalnya, menemukan bahwa psikopat sering kali memiliki riwayat kehidupan keluarga atau lingkungan rumah tangga yang rentan kekerasan dan narkoba.

Hal yang sama juga ditemukan terkait sosiopati.

Meski demikian, penelitian juga menemukan bahwa bawaan mungkin lebih berperan dalam pembentukan seorang psikopat daripada sosiopat.

Pasalnya, hasil penelaahan yang dipublikasikan dalam The Canadian Journal of Psychiatry pada 2015 menemukan bahwa sepertiga dari orang-orang yang didiagnosis dengan sosiopati bisa menghentikan perilaku antisosialnya dan membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.

Baca juga: Untuk Semua Orangtua, Pola Asuh Salah Bakal Picu Anak Jadi Psikopat

Perbedaan sosiopat dan psikopat

Secara sederhananya, seorang sosiopat:

1. Menunjukkan bahwa mereka tidak peduli perasaan orang lain
2. Berperilaku secara impulsif dan meledak-ledak
3. Mudah marah
4. Menyadari apa yang mereka lakukan, tetapi kemudian merasionalisasinya
5. Tidak mampu menjaga kehidupan keluarga dan pekerjaan yang normal
6. Bisa membentuk ikatan emosional, meskipun sulit

Sebaliknya, seorang psikopat:

1. Berpura-pura untuk peduli
2. Menunjukkan perilaku berhati dingin
3. Tidak mampu mengenali penderitaan orang lain
4. Menjalin hubungan yang dangkal dan palsu
5. Mampu menjaga kehidupan yang normal untuk menutupi aktivitas kriminalnya
6. Tidak bisa membentuk ikatan emosional yang sebenarnya
7. Mencintai orang lain dengan caranya sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com