Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikopat Ternyata Bisa Memahami Perasaan Orang Lain, Asal...

Kompas.com - 26/03/2018, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Orang-orang yang memiliki kepribadian gelap, seperti psikopat, narsisisme, machiavellianisme atau kecenderungan menjadi arogan, dan sadisme, dipercaya tak punya empati untuk orang lain.

Dari empat kepribadian di atas, yang paling menonjol adalah psikopat. Mereka disebut sangat tidak berperasaan, namun di sisi lain mereka juga mampu meyakinkan orang.

Hal ini sudah lama menjadi paradoks bagi psikolog. Para psikolog mempertanyakan, mengapa orang yang tidak punya perasaan dan empati memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang.

Kini, para peneliti dari Universitas Yale mungkin telah menemukan jawabannya. Temuan mereka diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, Senin (12/3/2018).

Baca juga : Untuk Semua Orangtua, Pola Asuh Salah Bakal Picu Anak Jadi Psikopat

Hasil penelitian ini mengungkap fakta yang tidak pernah kita duga selama ini. Tim psikolog membuktikan bahwa psikopat sebenarnya mampu berempati, asal mereka memiliki cukup alasan yang menguntungkannya.

"Psikopat memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang, di mana mereka harus dapat memahami isi pikiran orang lain. Namun, jika mereka bisa memahami pikiran orang lain, mengapa mereka membuat begitu banyak kekacauan," kata Arielle Baskin-Sommers, profesor psikologi dan penulis senior penelitian ini menjelaskan landasan masalah penelitiannya, dilansir Business Insider, Kamis (22/3/2018).

Berangkat dari pertanyaan ini, Arielle dan timnya meminta izin untuk mempelajari narapidana yang ada di penjara Connecticut, AS.

106 narapidana pria yang terlibat dalam penelitian diuji seberapa besar sifat psikopat yang mereka miliki dengan skala psikopat. Setelah itu, mereka diminta untuk memainkan permainan komputer.

Karakter avatar yang dimainkan para narapidana dibuat mirip narapidana yang menggunakan seragam penjara.

Secara umum, orang sulit mengabaikan perspektif avatar, karena sebagian besar dari kita mampu menangkap isyarat sosial yang halus. Hal-hal seperti mata yang berputar dan menguap sulit untuk diabaikan.

Dikarenakan psikopat berbeda dengan orang pada umumnya, para peneliti meminta peserta untuk memikirkan perspektif menjadi avatar. Hasilnya, tahanan yang memiliki nilai tinggi untuk skala psikopat juga memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang avatar selama pertandingan.

Peneliti menyimpulkan bahwa psikopat dapat mempertimbangkan pikiran orang lain. Asal, ada tujuan spesifik yang ingin mereka capai, seperti memenangkan permainan atau meningkatkan karier dalam perusahaan.

Baca juga : Bedanya Psikopat dan Narsis

Peneliti berharap, penelitian selanjutnya dapat mengungkap bagaimana pikiran psikopat bekerja.

"Suatu hari, para ilmuwan dapat membantu psikopat untuk lebih berempati dan mempertimbangkan orang lain, tidak hanya saat mereka butuh itu untuk mendapat keuntungan sendiri," ujar Arielle.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau