KOMPAS.com - Studi kasus terbaru mengungkap, seorang astronot di Stasiun Luar Angkasa (ISS) mengidap penyakit trombosit vena dalam (DVT) atau penggumpalan darah di vena jugularis.
Vena jugularis terletak di leher yang berfungsi untuk mengalirkan darah dari kepala, otak, wajah dan leher menuju jantung.
Dikutip Space.com (4/1/2020), identitas astronot dan kapan peristiwa itu terjadi dirahasiakan karena alasan privasi dan keamanan.
Data yang tertuang dalam laporan hanya menyebutkan, astronot tersebut sudah tinggal di ISS selama dua bulan. Dia masih memiliki waktu enam bulan untuk tinggal di ISS ketika DVT ditemukan.
Baca juga: AS Gaet Para Astronot Jepang untuk Eksplorasi Bulan
Astronot itu ketahuan memiliki DVT ketika ada pemeriksaan ultrasound di leher untuk meneliti bagaimana cairan tubuh didistribusikan kembali dalam gravitasi nol.
Selain DVT, astronot tersebut tidak mengalami gejala kelainan apapun.
Ini adalah pertama kalinya gumpalan darah ditemukan di seorang astronot di luar angkasa, dan NASA tidak memiliki metode yang pasti untuk merawat kondisi tersebut di lingkungan bergavitasi nol itu.
NASA melibatkan pakar gumpalan darah, Profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina (UNC) di Chapel Hill bernama Stephan Moll untuk membantu menangani situasi tersebut.
Moll menjadi satu-satunya dokter non-NASA yang diminta NASA untuk membantu menyusun rencana perawatan perihal bekuan atau gumpalan darah yang terjadi pada astronot itu.
Ketika gumpalan darah tersebut ditemukan, hanya ada sejumlah pengencer darah yaitu Enoxaparin yang tersedia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.