Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Kemarau Panjang dan Kekeringan Parah Tahun 2019

Kompas.com - 31/12/2019, 20:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun ini, musim kemarau cenderung lebih panjang dibanding sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, serta menyebabkan bencana lainnya,

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof Dwikorita Karnawati MSc PhD, mengatakan ada beberapa fakta terkait musim kemarau yang cukup parah tahun ini.

1. Dinginnya suhu permukaan laut

Dijelaskan Prof Dwikorita, salah satu faktor penyebab kekeringan panjang 2019 adalah lebih dinginnya suhu permukaan laut di wilayah Indonesia terutama bagian selatan. Suhunya lebih rendah 0.5°C atau lebih dari kondisi normal pada periode Juni - November 2019.

Suhu permukaan laut yang lebih dingin menyebabkan sulit tumbuh awan yang berpotensi hujan akibat kurangnya kadar uap air di atmosfer, akibat rendahnya penguapan dari lautan.

Hal itu tampak pada tingkat kekeringan akibat rendahnya curah hujan pada periode musim kemarau dari bulan Juli hingga Oktober 2019.

2. Lebih kering dari pada tahun 2018

Secara umum, musim kemarau tahun 2019 menunjukkan kondisi lebih kering dari musim kemarau tahun 2018 dan acuan normal klimatologis tahun 1981-2010.

Meskipun, tidak lebih kering dari kondisi musim kemarau tahun 2015 saat terjadi fenomena El Nino kuat pada waktu itu.

Tingkat kekeringan meteorologis juga ditunjukkan oleh periode tanpa hujan lebih dari 3 bulan (90 hari) yang cukup merata terjadi di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian besar Jawa.

Daerah Rumbangaru, Sumba Timur mencatat rekor hari tanpa hujan terpanjang pada tahun ini yaitu 259 hari.

Baca juga: BMKG: Kondisi Musim Hujan dan Kemarau Cenderung Normal Tahun 2020

3. Musim kemarau lebih panjang dari normal

"Panjang musim kemarau 2019 di Indonesia cenderung lebih panjang dari normalnya," ujarnya.

Pada tahun 2019, ~46 persen dari 342 Zona Musim di Indonesia mengalami panjang musim kemarau sama hingga lebih panjang 6 dasarian (2 bulan) dari normalnya.

Hingga pemutakhiran data tanggal 20 Desember 2019, musim kemarau masih berlangsung di Jatim bagian timur, sebagian besar Pulau Sulawesi, sebagian Kepulauan Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian selatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau