Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Terdalam Daratan Ditemukan, 3,5 Km di Bawah Permukaan Laut

Kompas.com - 24/12/2019, 19:03 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Misalnya, di sepanjang Pegunungan Transantarctic, ada serangkaian gletser yang memotong dari dataran tinggi timur benua dan memasuki Laut Ross. Data tersebut menunjukkan adanya punggungan tinggi di bawah gletser ini yang berfungsi untuk membatasi kecepatan pengeringan dataran tinggi.

Punggungan tersebut akan menjadi penting jika pemanasan global di masa depan akan mengubah kestabilan es yang mengapung yang saat ini berada di atas Laut Ross.

Baca juga: Gletser Himalaya Mencair, 800 Juta Orang di Asia Terancam

"Saat ini, belum terjadi sesuatu pada rak es di Laut Ross, tetapi jika sesuatu terjadi, kemungkinan besar tidak akan memicu keruntuhan Antartika Timur. Jika Antartika Timur terancam, itu bukan dari Ross Laut " sambung Morlighem.

Berbeda dengan situasi di Pegunungan Transantarctic, BedMachine Antartika hanya memiliki beberapa penghalang menghindari pencairan di Gletser Thwaites.

Ukuran penghalangnya sekitar besar Inggris, aliran es ini berakhir di Laut Amundsen di barat benua.

Hal Ini mengkhawatirkan para ilmuwan karena gletser ini berada di lereng yang mengarah ke daratan sehingga mempercepat pencairan es.

Selain itu, peta baru hanya mengungkapkan dua punggung bukit, sekitar 30 km dan 50 km di hulu dari garis grounding Thwaites saat ini, yang berfungsi sebagai penghalang cairan. Jika melewati ini, cairan glatser tidak akan terbendung.

BedMachine Antartica akan digunakan untuk membuat model iklim yang mencoba untuk memproyeksikan bagaimana benua dapat berevolusi ketika suhu di Bumi meningkat pada abad-abad mendatang.

Simulasi yang realistis dari model-model ini tergantung dari keakuratan informasi tentang ketebalan lapisan es dan jenis medan yang harus digesernya.

Baca juga: Gletser Everest Mencair, Sejumlah Mayat Muncul ke Permukaan

Dr Emma Smith dari Alfred Wegener Institute Jerman menggunakan analogi ini, "Bayangkan jika Anda menuangkan tetesan ke permukaan yang datar dan menyaksikannya mengalir keluar. Kemudian tuangkan tetesan yang sama ke permukaan dengan banyak benjolan dan gundukan, lereng dan punggung bukit yang berbeda maka tetesan itu akan mengalir dengan cara berbeda. Persis dengan es di Antartika," katanya kepada BBC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com