Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Terdalam Daratan Ditemukan, 3,5 Km di Bawah Permukaan Laut

Kompas.com - 24/12/2019, 19:03 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Titik terdalam daratan di Bumi telah ditemukan, yaitu berada di bawah Gletser Denmen, Antartika Timur. Temuan ini sangat penting terkait perubahan kutub selatan di masa yang akan datang.

Lembah ini memiliki kedalaman 3,5 km (11.500 kaki) di bawah permukaan laut dan digambarkan dalam peta terbaru sebagai "Benua Putih". Peta ini memperlihatkan secara detail bentuk batuan dasar di bawah lapisan es yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai perbandingan, titik terendah di daratan terbuka bumi berada di pantai Laut Mati. Kedalamannya hanya 413 m (1,355 kaki) di bawah permukaan laut.

Temuan baru ini juga menunjukkan adanya punggungan bukit yang tidak dikenali sebelumnya. Punggungan ini berfungsi sebagai ‘pembatas’ dan menghambat mencairnya gletser ke bagian bumi yang memanas.

"Ini tidak diragukan lagi, potret yang paling akurat dari apa yang ada di bawah lapisan es Antartika" ujar Dr Mathieu Morlighem, yang bekerja pada proyek ini selama enam tahun.

Baca juga: Bencana Besar jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celcius pada 2030

Pada dasarnya, peta ini pada dasarnya mengisi semua celah dalam survei udara di benua itu.
Selama beberapa dekade, perangkat radar telah melintasi Antartika dengan mengirimkan gelombang mikro untuk melacak topografi batuan dibawah lapisan es.

Namun, masih ada area yang luas yang sedikit, bahkan tidak terdapat data-datanya.

Morlighem memberikan solusi, yaitu dengan menggunakan konservasi massa dalam fisika untuk memenuhi data-data tersebut.

Misalnya, untuk mengetahui kedalaman dan kekasaran dasar lembah tersebut, maka dilakukan perhitungan berapa banyak es yang masuk ke lembah yang sempit dan seberapa kecepatannya.

Baca juga: Bagaimana Jika Bumi Datar?

Untuk Glester Denman selebar 20 km yang mengalir ke arah laut di Queen Mary Land, pendekatan ini mengungkapkan, es akan turun hingga lebih dari 3.500 m di bawah permukaan laut.

"Parit di lautan lebih dalam, tetapi ini adalah ngarai terdalam di darat. Ada banyak upaya untuk mengirim sonar untuk mengetahui dasar Denman, tetapi setiap kali mereka terbang di atas ngarai, mereka tidak bisa melihat datanya di radar," jelas Morlighem seperti dilansir BBC (12/12/2019).

Sebagai perbandingan, titik samudera terdalam berada di Palung Mariana, Pasifik barat. Kedalamannya hanya sejauh 11 km di bawah permukaan laut.

"Palung itu begitu dalam dan mereka mendapatkan gema dari sisi dinding lembah sehingga mustahil untuk mendeteksi pantulan dari lapisan gletser yang sebenarnya," tambahnya.

Selain itu, terdapat pula lembah yang berada di daratan yang memiliki sisi yang lebih tinggi, seperti Yarlung Tsangpo Grand Canyon di Cina. Namun, dasarnya berada di atas permukaan laut.

Baca juga: Benarkah Meteorit Raksasa Tabrak Bumi 12.000 Tahun Lalu?

Sebagian besar dari BedMachine Antartika ini mungkin sekilas terlihat berbeda dari bedmaps sebelumnya. Tetapi, ada beberapa detail menarik yang akan menghasilkan diskusi besar di antara para pakar kutub.

Misalnya, di sepanjang Pegunungan Transantarctic, ada serangkaian gletser yang memotong dari dataran tinggi timur benua dan memasuki Laut Ross. Data tersebut menunjukkan adanya punggungan tinggi di bawah gletser ini yang berfungsi untuk membatasi kecepatan pengeringan dataran tinggi.

Punggungan tersebut akan menjadi penting jika pemanasan global di masa depan akan mengubah kestabilan es yang mengapung yang saat ini berada di atas Laut Ross.

Baca juga: Gletser Himalaya Mencair, 800 Juta Orang di Asia Terancam

"Saat ini, belum terjadi sesuatu pada rak es di Laut Ross, tetapi jika sesuatu terjadi, kemungkinan besar tidak akan memicu keruntuhan Antartika Timur. Jika Antartika Timur terancam, itu bukan dari Ross Laut " sambung Morlighem.

Berbeda dengan situasi di Pegunungan Transantarctic, BedMachine Antartika hanya memiliki beberapa penghalang menghindari pencairan di Gletser Thwaites.

Ukuran penghalangnya sekitar besar Inggris, aliran es ini berakhir di Laut Amundsen di barat benua.

Hal Ini mengkhawatirkan para ilmuwan karena gletser ini berada di lereng yang mengarah ke daratan sehingga mempercepat pencairan es.

Selain itu, peta baru hanya mengungkapkan dua punggung bukit, sekitar 30 km dan 50 km di hulu dari garis grounding Thwaites saat ini, yang berfungsi sebagai penghalang cairan. Jika melewati ini, cairan glatser tidak akan terbendung.

BedMachine Antartica akan digunakan untuk membuat model iklim yang mencoba untuk memproyeksikan bagaimana benua dapat berevolusi ketika suhu di Bumi meningkat pada abad-abad mendatang.

Simulasi yang realistis dari model-model ini tergantung dari keakuratan informasi tentang ketebalan lapisan es dan jenis medan yang harus digesernya.

Baca juga: Gletser Everest Mencair, Sejumlah Mayat Muncul ke Permukaan

Dr Emma Smith dari Alfred Wegener Institute Jerman menggunakan analogi ini, "Bayangkan jika Anda menuangkan tetesan ke permukaan yang datar dan menyaksikannya mengalir keluar. Kemudian tuangkan tetesan yang sama ke permukaan dengan banyak benjolan dan gundukan, lereng dan punggung bukit yang berbeda maka tetesan itu akan mengalir dengan cara berbeda. Persis dengan es di Antartika," katanya kepada BBC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com