Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2019, 10:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Ada kabar buruk dari para peneliti. Menyusutnya gletser di area Himalaya bisa membuat 800 juta orang di kawasan Asia kehilangan akses air bersih.

Dipublikasikan dalam jurnal Nature, studi baru yang menggunakan proyeksi iklim ini menunjukkan vitalnya peranan gletser Himalaya bagi negara-negara di Asia.

Pasalnya, gletser Himalaya mensuplai 36 kubik kilometer air atau setara 14 kolam renang tingkat Olimpiade ke daerah-daerah yang rentan kekeringan setiap musim panas.  

Namun, sejak tahun 2000 hingga 2016, para peneliti menemukan bahwa ukuran gletser Himalaya menyusut dengan sangat cepat, sekitar 1,6 kali lipat dibandingkan periode sebelumnya.

Baca juga: Misteri Runtuhnya Peradaban Lembah Sungai Indus di Himalaya Terkuak

Jika terus dibiarkan, para peneliti memprediksi bahwa pengaliran air dari gletser akan melambat pada 2050 dan mengancam ratusan juta orang di Pakistan, Afghanistan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan dan Kyrgyzstan. Bahkan, daerah subur seperti Lembah Indus yang memberi makan 237 juta orang akan ikut terkena imbasnya.

“Ketika kita mulai mendapat tekanan kekeringan, akan ada kegagalan panen dan kematian ternak. Hal ini bisa menyebabkan banyak orang bermigrasi dan bila tidak bisa bermigrasi, akan muncul konflik karena orang-orang berkelahi untuk makanan,” ujar Dr Hamish Pritchard, pakar glasiologi dari British Antartic Survey yang memimpin studi.

Pencairan gletser juga diprediksi akan menyebabkan naiknya konsumsi air. Sebab, ekonomi hidro seperti pembangkit bertenaga air dan pertanian dirancang dengan anggapan bahwa air dari gletser Himalaya akan selalu ada.

Pritchard dan kolega secara khusus memperingatkan orang-orang yang hidup di area pegunungan Asia yang melingkupi Himalayas, Karakoram, Pamir, Hindu Kush, Tien Shan, Kunlun Shan and Alai.

Para peneliti menulis bahwa populasi di area-area ini rentan kekurangan air. Bila air dari gletser berkurang, area-area ini bisa mengalami destabilisasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com