Tahun 2014, kelompok peneliti kedua mencoba menjalankan studi yang sama untuk mengkonfirmasi hasilnya, namun tidak sukses.
Penyakit Alzheimer dapat didiagnosis bertahun-tahun sebelum gejala pertama menjadi nyata.
Hingga kini ada tiga prosedur, yaitu dua prosedur pencitraan dan satu prosedur invasif yang mendominasi.
Menurut Dodel, apa yang disebut amiloid PET (positron emission tomography) dapat mendeteksi fragmen protein tertentu, yang disebut plak, di otak, 15 hingga 20 tahun sebelum gejala klinis pertama.
Dalam metode kedua, FDG-PET, sel-sel otak diperiksa untuk melihat seberapa cepat mereka mampu mendegradasi molekul gula tertentu. Area otak yang tidak lagi memroses molekul secara normal berarti sudah rusak, jelas Dodel.
Metode ketiga melibatkan pemeriksaan cairan serebrospinal. Di sini juga, dokter melihat konsentrasi protein tertentu.
Ketika gejala pertama muncul, tiga metode pertama tetap menjadi pilihan.
Namun, tes neuropsikometrik baru sedang ditambahkan.
Dengan menggunakan berbagai kuesioner dan pemeriksaan, dokter menguji otak pasien.
Salah satu tes paling terkenal adalah tes jam.
Pasien diminta untuk menulis angka dari satu hingga dua belas pada sebuah gambar jam.
Pasien kemudian diminta untuk menggambarkan waktu tertentu. Jika ini tidak lagi berfungsi, atau jika hasilnya berubah secara aneh, ini adalah indikasi yang sangat jelas dari demensia tingkat lanjut.
Apakah ini benar kasus Alzheimer, harus diuji dengan pemeriksaan psikometri yang lebih rinci.
Justru karena saat ini belum ada obat untuk penyakit Alzheimer, para ahli seperti Richard Dodel merekomendasikan tindakan pencegahan.
"Pendidikan adalah faktor yang sangat penting," kata dokter itu.