Dikatakan Sally, bayi perempuan lebih banyak lahir dengan penyakit jantung kongenital (kelainan jantung bawaan). Meski demikian, banyak di antara mereka yang hidup sampai dewasa.
Sebagian besar dapat diterapi dengan baik, tetapi dibutuhkan perawatan ekstra dalam perencanaan kehamilan.
Terapi diperlukan kolaborasi antara dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dan dokter kandungan.
Agar bayi tidak lahir dengan kelainan jantung bawaan, ibu harus melakukan ini:
Kehamilan sering disebut sebagai stress berat bagi jantung, karena dapat meningkatkan beban jantung sekitar 30-50 persen.
Wanita dengan riwayat penyakit jantung atau memiliki risiko seperti hipertensi atau obesitas diharuskan untuk memeriksakan kesehatan jantungnya selama kehamilan dan seterusnya.
Seperti lingkaran setan, kata Sally, faktor risiko hipertensi juga dapat memicu berbagai kondisi komplikasi lainnya dalam tubuh.
Berkaitan dengan hipertensi pada masa kehamilan, medis menyebutnya Preeklampsia, yaitu hipertensi onset baru setelah usia kehamilan diatas 20 minggu dengan adanya proteinuria dan end-organ dysfunction.
Baca juga: Kenali Jantung Koroner, Jenis Penyakit Jantung yang Paling Umum
"Makanya ada yang namanya hipertensi jantung, nah wanita yang mengalami itu, tidak dianjurkan hamil," jelasnya.
Menurut penelitian, wanita dengan preeklampsia memiliki risiko 3,7 kali untuk mengalami hipertensi 14 tahun setelah kehamilan, 2,16 kali berisiko untuk penyakit jantung koroner setelah 12 tahun dan 1,8 kali untuk risiko stroke setelah 10 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.