Hasil kami menunjukkan lukisan di Leang Bulu’ Sipong 4 adalah seni figuratif tertua di dunia.
Selain dari keantikan luar biasa dari lukisan ini, ini adalah kali pertama narasi visual yang rinci atau “cerita” telah teridentifikasi dalam seni gua pada periode awal.
Pandangan umum di Eropa adalah bahwa seni batuan manusia yang pertama terdiri dari simbol geometeris sederhana yang berevolusi menjadi lukisan figuratif hewan indah dari Prancis dan Spanyol dari sekitar 35.000 tahun yang lalu. Menurut pandangan ini, adegan pertama dan makhluk manusia-binatang (dikenal sebagai therianthropes, setengah manusia dan setengah hewan) tersebut akan muncul jauh setelah lukisan di Eropa.
Tapi seni di Leang Bulu’ Sipong 4 menunjukkan komponen utama dari budaya artistik yang maju dan telah ada di Sulawesi sejak 44.000 tahun lalu, yakni seni figuratif, adegan-adegan, dan therianthropes.
Mungkin seni “kompleks” seperti ini sudah dibuat di suatu tempat di Asia atau Afrika lebih lama lagi.
Gambaran awal therianthropes pada Leang Bulu’ Sipong 4 sangatlah mengagumkan.
Dalam budaya Barat, kita sangat akrab dengan gambaran tubuh sebagian manusia dan sebagian binatang seperti manusia serigala. Tapi therianthropes sering memiliki dampak agama dan kepercayaan yang besar.
Sebagai contoh, orang Mesir kuno menghormati dan takut akan banyak dewa dan iblis yang bentuk fisiknya gabungan antara hewan dan manusia, seperti dewa kematian berkepala serigala, Anubis, dan Sphinx yang memiliki tubuh singa dan kepala manusia.
Kapan kita pertama kali mengembangkan kemampuan kita untuk membayangkan makhluk luar biasa seperti itu?
Sampai sekarang, gambar yang paling awal diketahui dari seorang therianthrope dalam arkeologi dunia adalah “Manusia singa” dari Jerman yang berupa sebuah patung manusia berkepala kucing dan diukir dari gading mamut raksasa. Para arkeolog Nazi menemukan artefak ini pada 1939 dan konon disebut artefak ini berusia 40.000 tahun.
Dengan umur 44.000 tahun atau lebih, gambar-gambar dari Leang Bulu’ Sipong 4 mendahului “Manusia singa”. Mereka mungkin petunjuk awal dari kemampuan kita untuk membayangkan keberadaan entitas yang tidak nyata seperti setengah manusia-setengah hewan.
Karya seni gua Sulawesi merupakan sebuah hadiah dari permulaan budaya manusia. Tapi hadiah ini mulai runtuh di depan mata kita.
Survei seni batuan kami dengan kolega Indonesia telah menemukan banyak situs gua baru di Maros-Pangkep dengan lukisan figuratif spektakuler yang masih menunggu untuk diketahui usianya. Kami juga mengamati kerusakan seni ini di hampir setiap lokasi.