Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewa Cinta Cupid Tampakkan Diri dalam Lukisan Legendaris Vermeer

Kompas.com - 12/05/2019, 18:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Lukisan “Girl Reading a Letter at an Open Window” (Gadis Membaca Surat di Dekat Jendela Terbuka) mempunyai lika-liku cerita yang tak biasa.

Ia sempat dikira karya Rembrandt, kemudian Pieter de Hooch sebelum akhirnya berhasil diidentifikasikan sebagai buatan Johannes Vermeer pada 1862. Lalu pada Perang Dunia II, lukisan ini nyaris terbakar dalam pengeboman Dresden dan sempat disandera oleh Uni Soviet hingga 1955.

Kini, ditemukan lembar baru dalam sejarah lukisan berusia 361 tahun tersebut. Upaya restorasi mengungkap adanya lukisan dewa cinta Cupid yang secara sengaja disembunyikan di dalam lukisan tersebut.

Sebetulnya, keberadaan lukisan Cupid di ujung kanan atas lukisan tersebut telah terdeteksi oleh para peneliti dan sejarawan seni sejak 1979. Namun, mereka mengira bahwa Cupid memang sengaja dihapus oleh Vermeer.

Baca juga: Punya Masalah Ini, Leonardo Da Vinci Tak Rampungkan Lukisan Mona Lisa

Baru belakangan ini, pengujian laboratorium berhasil mengungkapkan bahwa Cupid ditimpa cat oleh seseorang yang tidak diketahui beberapa dekade setelah pelukis ternama Belanda tersebut meninggal.

Menyusul temuan itu, para pakar di museum Jerman Staatliche Kunstsammlungen Dresden pun memutuskan untuk merestorasi kembali keberadaan Cupid dan warna lukisan Vermeer ke aslinya.

Pakar konservasi Christoph Schölzel memulai restorasi sejak 2017 menggunakan berbagai metode, termasuk pemindaian sinar X, infrared reflectography imaging, dan analisis mikroskopis untuk menyelidiki lapisan cat pada lukisan Vermeer.

Para pakar juga melakukan penelitian terhadap sejarah restorasi lukisan untuk memastikan bahwa orang mengubah Cupid menjadi dinding kosong memang bukan Vermeer sendiri.

Pakar konservasi senior Uta Neidhart berkata bahwa hasil pemindaian menunjukkan adanya lapisan kotoran di atas Cupid yang artinya, pengubahan lukisan baru terjadi beberapa dekade setelah Vermeer menyelesaikannya.

Baca juga: Teori Baru Bantah Legenda Pandangan Mata Lukisan Mona Lisa

Selain itu, pewarnaan cat yang menimpa Cupid juga ditemukan lebih gelap dari warna latar belakang Vermeer yang asli. Ini semakin menegaskan bahwa ada pihak lain yang mengubah lukisan “Girl Reading a Letter at an Open Window” dan berupaya untuk menyamakan catnya dengan campuran asli Vermeer.

Dengan terungkapnya keberadaan Cupid ini, makna lukisan “Girl Reading a Letter at an Open Window” pun berubah menjadi lebih erotis. Kini, menjadi jelas bahwa surat yang dibaca gadis itu adalah surat cinta.

“Lukisan ini menjadi jauh lebih Vermeer,” kata Stephen Koja, Direktur dari Galeri Gemäldegalerie Alte Meister yang menjadi rumah lukisan tersebut.

“Lihat warnanya, sekarang ada warna merah pada Cupid, pada gorden. Ini sangat kaya. Dan untuk saya, sangat meyakinkan apa yang telah kami temukan. Lukisan ini telah menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya,” imbuhnya.

Pada saat ini, restorasi Cupid baru setengah jalan. Kerja keras para pakar baru berhasil mengungkap kepala dan tubuh atas Cupid.

Namun menurut siaran pers, mereka akhirnya memutuskan untuk memamerkan lukisan itu ke publik lebih dulu. Lukisan ini akan dapat dilihat di Gemäldegalerie Alte Meister di Staatliche Kunstsammlungen Dresden, Jerman antara 8 Mei-16 Juni 2019.

Setelahnya, para pakar akan melanjutkan restorasi dengan perlahan-lahan mengupas cat yang menimpanya dan mengungkap sisa tubuh Cupid yang tersembunyi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau