Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Alasan Kecoak Sangat Tangguh dan Susah Dibunuh

Kompas.com - 17/12/2019, 17:05 WIB
Amalia Zhahrina,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

GenomeWeb melaporkan bahwa 60 persen genom kecoak mengandung elemen berulang, yang mencakup 21.336 gen penyandi protein dan 95 persen di antaranya benar-benar menghasilkan protein.

Banyak dari gen tersebut memberikan kecoak alat untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan.

Misalnya, kecoak memiliki lebih dari 1.000 gen yang mengkode reseptor kimia yang membantu mereka menavigasi lingkungan, termasuk 154 reseptor penciuman yang memungkinkan mereka untuk menentukan makanan yang Anda jatuhkan.

Mereka juga memiliki 522 reseptor gustatory, sehingga dapat mendeteksi kepahitan dan mentolerir makanan yang berpotensi beracun.

Serangga ini juga menyimpan enzim tertentu yang dapat membantu mereka melawan pestisida dan bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem.

Baca juga: Roti Tepung Kecoak Ini Disebut Lebih Berprotein dari Daging, Mau Coba?

Selain dua penelitian di atas, ada juga terdapat penelitian terbaru oleh para peneliti di Purdue University di Indiana, seperti dilansir dari Gizmodo, 7 Maret 2019. Para ilmuwan hama menemukan alasan kecoak tidak mati setelah disemprot bahan insektisida.

Alasannya, karena kecoak akan membangun imunitas terhadap bahan insektisida tersebut dan menurunkannya ke anak-anaknya.

Lebih buruknya, imunitas ini juga berlaku terhadap bahan insektisida lain yang satu kelompok, meskipun kecoak tidak pernah mendapat paparannya. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai “resistensi-silang”.

Oleh karena itu, para peneliti menggunakan berbagai strategi dan insektisida berbeda untuk membasmi kutu kecoak Jerman (Blattella germanica).

Baca juga: Protein Tinggi Ditemukan pada Susu Kecoak, Berani Mencoba?

Tim di balik penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada bulan Juni, melakukan strategi pembasmian kecoa di tiga kompleks apartemen yang dipenuhi kecoak di Illinois dan Indiana.

Mereka menggunakan tiga rotasi insektisida tingkat profesional yang berputar setiap bulan selama enam bulan, menyemprotkan dua insektisida pada waktu yang sama setiap bulan, dan memberikan umpan gel bulanan dengan insektisida yang sebelumnya terbukti ampuh untuk kecoak.

Kecoak- kecoak itu kebal dengan insektisida kombinasi, bahkan mulai menyebar ke rumah-rumah baru, sementara jumlah mereka tidak terpengaruh oleh metode rotasi.

Maka, satu-satunya metode yang berhasil menurunkan populasi kecoak adalah umpan gel. Namun, di daerah-daerah di mana hanya 10 persen populasi yang resisten terhadap bahan kimia tertentu yang digunakan, populasinya berkembang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com