Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terungkap, Alasan Kecoak Sangat Tangguh dan Susah Dibunuh

KOMPAS.COM - Kecoak merupakan salah satu hewan yang mudah Anda temui di rumah. Jika Anda menaruh kue di karpet, makhluk tersebut akan langsung membidiknya. Hal ini mungkin membuat Anda jijik dan ingin segera membasminya.

Walaupun begitu, kecoak memang merupakan hewan yang memiliki kekuatan lebih untuk tetap hidup. Contohnya, jika Anda memotong kaki nimfa atau anak kecoak, maka kaki tersebut akan tumbuh kembali. Selain itu, mereka sulit diinjak dan sangat tahan walaupun sudah disemprot insektisida yang paling keras.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Sebuah penelitian mengungkapkan alasan kecoak sulit untuk dibunuh dengan injakan maupun pukulan.

Hal ini ditemukan oleh ahli biologi integratif, Robert Full dari University of California (UC) dan siswa Ph.D, Kaushik Jayaram, yang melakukan pengamatan terhadap kecoak amerika (Aeriplaneta americana).

Kecoak amerika tersebut dibuat melewati celah yang berukuran kurang dari 3 milimeter.

Awalnya, kecoak memeriksa lubang dengan antenanya. Kemudian, ia memasukkan kepalanya, diikuti kaki depannya, dan menarik sisa tubuhnya ke celah. Kaki belakangnya terentang tetapi terus mendorong tubuhnya.

Dalam satu detik, kecoak tersebut muncul di sisi lain tanpa cedera.

Ini menjadi salah satu bukti kemampuan kecoak, yaitu kemampuan untuk menghimpitkan diri di tempat yang sempit tanpa cedera.

"Tidak hanya serangga, tetapi kepiting, laba-laba, dan kalajengking juga cukup bagus untuk pergi ke mana pun tanpa bisa dihancurkan" kata Full seperti dilansir Science, 08 Februari 2016.

Hasil penelitian Jayaram dan Full yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, menunjukkan bahwa rahasia kecoak terletak pada kerangka luarnya yang keras namun fleksibel.

Kerangka luar tersebut juga dapat ditekuk sehingga mampu menyalurkan energi secara efisien ke kakinya. Selain itu, ketika kaki kecoak melebar, terdapat duri duri yang berfungsi untuk mencabik-cabik mangsanya.

Sementara itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa genom kecoak juga mempengaruhi kekuatan untuk tetap hidup.

Para peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Shanghai mengurutkan genom kecoak Amerika. Genom kecoak merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan serangga lain yang mereka pelajari.

Hasilnya, mereka mengungkapkan serangkaian gen kecoak tersebut mirip dengan pisau Swiss Army yang membuat serangga dapat beradaptasi dengan mudah.

GenomeWeb melaporkan bahwa 60 persen genom kecoak mengandung elemen berulang, yang mencakup 21.336 gen penyandi protein dan 95 persen di antaranya benar-benar menghasilkan protein.

Banyak dari gen tersebut memberikan kecoak alat untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan.

Misalnya, kecoak memiliki lebih dari 1.000 gen yang mengkode reseptor kimia yang membantu mereka menavigasi lingkungan, termasuk 154 reseptor penciuman yang memungkinkan mereka untuk menentukan makanan yang Anda jatuhkan.

Mereka juga memiliki 522 reseptor gustatory, sehingga dapat mendeteksi kepahitan dan mentolerir makanan yang berpotensi beracun.

Serangga ini juga menyimpan enzim tertentu yang dapat membantu mereka melawan pestisida dan bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem.

Selain dua penelitian di atas, ada juga terdapat penelitian terbaru oleh para peneliti di Purdue University di Indiana, seperti dilansir dari Gizmodo, 7 Maret 2019. Para ilmuwan hama menemukan alasan kecoak tidak mati setelah disemprot bahan insektisida.

Alasannya, karena kecoak akan membangun imunitas terhadap bahan insektisida tersebut dan menurunkannya ke anak-anaknya.

Lebih buruknya, imunitas ini juga berlaku terhadap bahan insektisida lain yang satu kelompok, meskipun kecoak tidak pernah mendapat paparannya. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai “resistensi-silang”.

Oleh karena itu, para peneliti menggunakan berbagai strategi dan insektisida berbeda untuk membasmi kutu kecoak Jerman (Blattella germanica).

Tim di balik penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada bulan Juni, melakukan strategi pembasmian kecoa di tiga kompleks apartemen yang dipenuhi kecoak di Illinois dan Indiana.

Mereka menggunakan tiga rotasi insektisida tingkat profesional yang berputar setiap bulan selama enam bulan, menyemprotkan dua insektisida pada waktu yang sama setiap bulan, dan memberikan umpan gel bulanan dengan insektisida yang sebelumnya terbukti ampuh untuk kecoak.

Kecoak- kecoak itu kebal dengan insektisida kombinasi, bahkan mulai menyebar ke rumah-rumah baru, sementara jumlah mereka tidak terpengaruh oleh metode rotasi.

Maka, satu-satunya metode yang berhasil menurunkan populasi kecoak adalah umpan gel. Namun, di daerah-daerah di mana hanya 10 persen populasi yang resisten terhadap bahan kimia tertentu yang digunakan, populasinya berkembang kembali.

https://sains.kompas.com/read/2019/12/17/170500023/terungkap-alasan-kecoak-sangat-tangguh-dan-susah-dibunuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke