Hingga saat ini, belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun, Anda dapat melakukan upaya pencegahan dari nyamuk Aedes aegypti.
Ahli entomologi, Warsito Tantowijoyo, PhD, memberikan cara untuk mencegah nyamuk penyebab DBD yang dinilai efektif dengan melakukan kebiasaan 3M dan 1M, yaitu menutup tempat penampungan air bersih, menguras tempat penampungan air bersih, dan mendaur ulang atau memusnahkan barang-barang bekas.
Selain itu, dilansir dari artikel Kompas.com (31/1/2019), Warsito juga menyarankan untuk menggunakan insektisida dengan tepat, memakai lotion anti nyamuk untuk melindungi kulit, dan memakai kelambu di dalam kamar.
Dr Syahribulan, M.Si., peneliti nyamuk dari Departemen Biologi Universitas Hasanuddin, menjelaskan pentingnya menutup atau menghilangkan penampungan air. Hal ini disebabkan karena nyamuk Aedes aegypti akan meletakkan telurnya dan berkembang biak.
Baca juga: 5 Kesalahpahaman Terbesar tentang DBD dan Nyamuknya
"Seharusnya yang kita lakukan adalah menghilangkan tempat-tempat air yang bisa menjadi tempat (nyamuk Aedes aegypti) berkembang biak," ujar Syahribulan.
Selain itu, Syahribulan mengingatkan untuk menyikat wadah air meskipun jentik sudah tidak terlihat. Pasalnya, telur nyamuk Aedes aegypti sangat kecil dan lengket. Sehingga, telur nyamuk Aedes aegypti masih melekat pada wadah dan menetas kembali bila bertemu dengan air.
Cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah DBD adalah dengan menaruh atau menanam tanaman penghalau nyamuk Aedes aegypti.
Berdasarkan artikel Kompas.com (31/1/2019), tumbuhan tersebut adalah cengkeh, kunyit, sereh, nilam, Lemon Eukaliptus, kenikir, rosemary, dan jahe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.