Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tawon Ndas yang Harus Diketahui, dari Waktu Aktif sampai Feromon

Kompas.com - 07/12/2019, 10:05 WIB
Amalia Zhahrina,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Tawon ndas yang memiliki nama ilmiah Vespa affinis merupakan jenis tawon yang berbahaya.

Hal ini dibuktikan dari kasus serangan tawon ndas yang terjadi di beberapa daerah Jawa Tengah, yaitu Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Demak, Semarang, Pemalang, dan Kudus.

Bahkan, peneliti tawon Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Nugroho, mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan ini, laporan kasus serangan tawon ndas sudah menjalar ke daerah lain mulai dari Bekasi, Sukabumi, hingga Medan.

Tawon ndas sangat mudah dikenali dari gelang warna kuning atau oranye di perutnya. Lalu, kemiripan bentuknya dengan vespa piaggio membuat serangga ini diberi nama ilmiah Vespa affinis.

Berikut adalah lima fakta tentang tawon ndas atau Vespa affinis yang harus Anda ketahui

Baca juga: 2 Orang Jadi Korban, Begini Cara Aman Tangani Sarang Tawon Ndas

1. Merupakan jenis social wasps (hidup dalam kelompok)

Hari menjelaskan, sebagai salah satu jenis dari social wasps, tawon ndas memiliki sistem bermasyarakat atau hidup berkelompok seperti lebah. Hal ini membuat membuat tawon ndas memiliki fase pemeliharaan anak (maternal care)

2. Habitatnya di mana-mana

Tawon ndas merupakan pemangsa larva yang dapat ditemukan di berbagai tempat.

"Seluruh tawon ini umum dijumpai di semua jenis habitat, jadi ada di mana-mana. Ada di hutan, di rumput, bahkan ada di kawasan bakau (mangrove), dia sampai ke ekosistem buatan manusia seperti lahan pertanian, kompleks urban atau kawasan permukiman dia ada semua," kata Hari saat ditemui dalam Science Briefing di LIPI, Cibinong, Kamis (5/12/2019).

Itulah sebabnya, tawon ndas juga berfungsi sebagai pembasmi hama di lahan pertanian.

Baca juga: Duduk Perkara Fenomena Sengatan Maut Tawon Ndas

3. Aktif pada siang hari

Tawon ndas merupakan hewan yang berdarah dingin sehingga memerlukan suhu udara yang panas, khususnya pada siang hari, untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuhnya.

“Kalau suhu turun, dia cenderung tidak aktif, malam hari juga tidak aktif, atau ketika siang hari namun mendung atau hujan itu tidak terlalu aktif,” ungkap Hari

Oleh sebab itu, pemindahan tawon lebih aman dilakukan sore atau malam hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com