Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Beda dengan Salju, Begini Hujan Es Terbentuk

Kompas.com - 25/11/2019, 17:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Saat inilah, es batu bulat dengan warna putih terbentuk," ujar Dr Soderholm.

Hujan es terbentuk melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas titik beku (freezing level) 0 derajat Celsius.

Durasi hujan es

Hujan es memiliki durasi yang lebih singkat daripada salju karena hujan es dipengaruhi oleh intensitas hujan.

Hary mengungkapkan, es dari hasil hujan es paling lama bertahan selama sepuluh menit.

Tak lama setelah es jatuh dari langit, dia akan segera mencair.

Sementara salju bisa tahan lebih lama di permukaan tanah karena suhu daratan yang sangat rendah.

Gejala sebelum turun hujan es

Gejala sebelum turun hujan es antara lain, seharian terasa hawa panas dan gerah.

Udara yang panas dan bikin gerah disebabkan oleh radiasi matahari yang cukup kuat.

Hal itu ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4,5 derjat Celsius), disertai kelembaban yang cukup tinggi.

Sebelum hujan es biasanya muncul awan cumulus yang berlapis-lapis. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang bagian tepinya berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol.

Pada tahap berikutnya, awan tersebut akan berubah warna menjadi abu-abu atau kehitaman atau dikenal sebagai awan cumulonimbus.

Baca juga: Hujan Es di Sydney Berbentuk Kembang Kol, Kok Bisa?

Hujan es di Bali

Berkaitan dengan hujan es di Bali, Kadek Setiya melihat ada empat indikator utama yang memicu terjadinya hujan es. Antara lain pola angin, kelembapan udara, citra satelit cuaca, citra radar cuaca.

1. Pola angin

Berdasarkan analisis angin lapisan 925 mb, secara umum terjadi perlambatan kecepatan angin di atas wilayah Bali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com