Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Tangani Ekshibisionisme agar Tak Jadi Teror Sperma Tasikmalaya II

Kompas.com - 20/11/2019, 19:04 WIB
Amalia Zhahrina,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru, terjadi teror lempar sperma dan begal payudara di Tasikmalaya. Pelaku yang bernama Sigit Nugraha (25) mengaku bahwa aksinya dilakukan untuk memuaskan nafsu seksual.

Kejadian ini pun mengangkat perilaku ekshibisionisme ke mata publik. Namun, apa itu ekshibisionisme dan dampak buruknya? Lalu, bisakah ditangani?

Menurut dr. Alvina SpKJ, dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Barat, ekshibisionisme adalah salah satu bentuk penyimpangan seksual (sexual deviation) di mana pelaku memperlihatkan alat kelaminnya pada orang asing.

Ekshibisionisme termasuk gangguan jiwa di bawah payung gangguan parafilia, yaitu bentuk dari penyimpangan seksual.

Perilaku ini dilatarbelakangi oleh adanya fantasi seksual dan dorongan seksual yang kuat. Umumnya, penyakit ini terjadi dalam periode enam bulan.

Baca juga: Teror Lempar Sperma di Tasikmalaya, Kenapa Seseorang Punya Gangguan Ekshibisionisme?

“Sama seperti gangguan jiwa lainnya, kondisi ini bisa terjadi karena interaksi faktor biologis (seperti gen), psikologis (kondisi psikologis orang tersebut), dan sosial (seperti pola asuh dan lingkungan),” ujar Alvina, seperti dilansir dari siaran pers RS Awal Bros (19/11/2019).

Namun, tidak ada ciri-ciri spesifik yang menandakan penderita ekshibisionisme (ekshibisionis).

Alvina juga menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan orang yang memiliki kondisi ekshibisionisme juga memiliki gangguan jiwa lainnya, seperti kesulitan dalam bersosialisasi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

“Biasanya, target ekshibisionis adalah orang asing yang tidak dikenal” sambungnya.

Selain itu, dampak berkelanjutan dalam diri ekshibisionis yaitu merasakan kepuasan seksual dan sesaat kemudian merasa bersalah. Namun, penderita tidak bisa menahan dorongan untuk melakukannya kembali.

Hal ini membuat ekshibisionis biasanya merasa berbeda dari orang lain sehingga semakin menarik diri dari pergaulan sosial dan merasa malu.

Baca juga: Kasus Pertama di Dunia, Demam Berdarah Ditularkan Lewat Hubungan Seks

Penanganan ekshibisionisme

Untuk menangani gangguan ini, tindakan yang dapat dilakukan ekshibisionis adalah dengan melakukan terapi.

Biasanya, terapi dilakukan dengan memadukan psikofamaka (obat) dengan psikoterapi. Namun, tentunya harus diakukan juga evaluasi menyeluruh untuk mengetahui apakah terdapat gangguan jiwa lain yang memerlukan terapi dalam bentuk lainnya.

“Perlu diperhatikan bahwa orang dengan ekshibisionisme adalah orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa atau mental, yang memerlukan pertolongan secara medis. Hendaknya kita memandang orang-orang tersebut secara objektif,” kata Alvina.

Apabila Anda bertemu dengan orang yang memperlihatkan alat kelaminnya, sebisa mungkin Anda mengabaikan dan menjauh dari orang tersebut.

Bila timbul perasaan tidak nyaman yang menetap setelah bertemu dengan orang yang menunjukkan ciri-ciri ekshibisionis, Anda bisa mencari bantuan profesional (psikolog/psikiater) untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau